Rabu 18 Nov 2020 05:53 WIB

Satgas: Pantau Ketat Pengungsian, Cegah Penularan Covid-19

Masyarakat diminta apabila memungkinkan menghindari lokasi pengungsian di tenda-tenda

Rep: Rizky Surya/ Red: Hiru Muhammad
Petugas dari Puskesmas Cangkringan melakukan rapid test bagi relawan di Barak Pengungsian Penduduk Rentan, Balai Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, Senin (9/11). Rapid test ini ditargetkan untuk 60 relawan yang akan bertugas di barak pengungsian. Dan juga untuk wartawan yang bertugas di wilayah Glagaharjo. Ini dilakukan untuk mencegah dna menghindari penularan Covid-19 di area pengungsian.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Petugas dari Puskesmas Cangkringan melakukan rapid test bagi relawan di Barak Pengungsian Penduduk Rentan, Balai Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, Senin (9/11). Rapid test ini ditargetkan untuk 60 relawan yang akan bertugas di barak pengungsian. Dan juga untuk wartawan yang bertugas di wilayah Glagaharjo. Ini dilakukan untuk mencegah dna menghindari penularan Covid-19 di area pengungsian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Potensi bahaya bencana alam tahun ini akan dihadapi masyarakat di tengah pandemi Covid-19 seperti banjir bandang, longsor, angin kencang maupun erupsi gunung Merapi. Satgas Penanganan Covid-19 meminta agar lokasi pengungsian dapat meminimalisir penularan Covid-19. 

"Satgas berharap, tempat-tempat pengungsian dapat direkayasa dengan baik agar selalu dalam keadaan layak dan bersih agar mengurangi potensi penularan Covid-19 atau penyakit lainnya," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito, dalam keterangan pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (17/11) yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Masyarakat diminta apabila memungkinkan menghindari lokasi pengungsian di tenda-tenda. Manfaatkan tempat penginapan terdekat sebagai lokasi pengungsian. Wiku mengingatkan masyarakat di tempat pengungsian harus dipastikan mempunyai masker cadangan, hand sanitizer dan alat makan pribadi. "Serta tempat evakuasi yang dirancang untuk dapat menjaga jarak dan harus selalu ada petugas kesehatan di sekitar pengungsian," ujar Wiku.

Wiku juga meminta Pemerintah daerah yang wilayahnya rawan bencana untuk segera menyiapkan segala peralatan dan fasilitas sesuai protokol kesehatan. Bagi masyarakat diimbau tetap patuhi protokol kesehatan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan selama berada di lokasi pengungsian. "Ingat, protokol kesehatan merupakan langkah penting dalam melindungi diri kita dan orang-orang terdekat dari Covid-19," ujar Wiku.

Pemerintah daerah, lanjut Wiku harus melakukan monitoring yang ketat , termasuk testing dan tracing jika dibutuhkan di lokasi pengungsian.  "Harus ada sinergi antara Pemerintah daerah, lembaga daerah, TNI/Polri serta anggota masyarakat untuk menghindari terjadinya klaster pengungsian," sebut Wiku.

Pemerintah daerah yang rawan bencana diminta untuk segera menghubungi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) atau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, untuk mempersiapkan dan mengadakan segala perangkat, peralatan dan fasilitas yang dibutuhkan. Saat ini BNPB telah melakukan koordinasi bersama pemerintah daerah dan pihak lainnya telah berkoordinasi sebagai langkah antisipasi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement