REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- - Dirut PT Pos Indonesia (Persero) Faizal R. Djoemadi mengatakan pihaknya terus mengoptimalkan seluruh sumberdaya dan outlet yang dimiliki untuk mempercepat penyaluran Bantuan Sosial Tunai (BST) agar mencapai target yang ditetapkan pemerintah.
"BST ini adalah salah satu bansos khusus untuk membantu mengurangi beban perekonomian masyarakat yang tertekan oleh pandemi, maka penyalurannya harus cepat, tidak bisa ditunda-tunda," kata Faizal dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Senin.
Merujuk dari hasil evaluasi pada pendistribusian BST sebelumnya, ia menuturkan bahwa PT Pos Indonesia memaksimalkan unit- unit layanan, jaringan dan menerapkan pola kerja yang sistematis.
"PT Pos yakin penyaluran BST berjalan lancar. Begitu juga dukungan teknologi yang handal, PT Pos Indonesia juga melaporkan secara update progresnya kepada Pemerintah secara faktual dan transparan," tambah dia.
Berdasarkan data yang dihimpun PT Pos, realisasi pendistribusian BST tahap 7 secara nasional berjalan lancar dan telah mencapai 94,24 persen.
Saat ini PT Pos juga tengah melakukan pendistribusian BST tahap 8 yang dimulai awal November dan telah mencapai 31 persen atau menjangkau lebih dari 2,5 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
PT Pos bertugas membantu pemerintah dalam menyalurkan BST yang merupakan bansos tunai bagi sembilan juta KPM di seluruh Indonesia yang terdampak pandemi COVID-19.
Bantuan yang diberikan dalam dua gelombang yaitu April-Juni dengan nilaisebesar Rp600 ribu per bulan per KPM namun untuk Juli-Desember jumlah bantuan menjadi Rp300 ribu per KPM.
Faizal juga mengingatkan petugas di lapangan agar dalam proses pendistribusian BST tetap dilaksanakan sesuai protokol kesehatan yaitu menerapkan jaga jarak dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
"Kami imbau untuk petugas tetap menerapkan protokol kesehatan, begitu juga masyarakat untuk tertib saat pengambilan bantuan sosial tunai dengan menjaga jarak dan tidak lupa untuk memakai masker," ujarnya.