REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, angka kasus meninggal karena Covid di Indonesia tercatat masih lebih tinggi dibandingkan angka kematian di dunia. Di Indonesia, kasus kematiannya mencapai sebanyak 3,3 persen per 8 November, sedangkan angka kematian dunia sebesar 2,47 persen.
“Bahkan angka ini masih cukup tinggi dibandingkan negara-negara lainnya yang berada di Eropa, Amerika Serikat, dan negara di kawasan Asia,” kata Wiku saat konferensi pers, Selasa (10/11).
Pada hari ini terdapat tambahan 72 kasus meninggal akibat Covid-19 secara nasional. Sehingga, total kasus kematian di Indonesia mencapai 14.761 orang.
Dibandingkan negara di kawasan Asia Tenggara seperti Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Myanmar, angka kasus meninggal karena Covid-19 di Indonesia masih yang tertinggi. Tingginya angka kasus kematian ini pun harus menjadi perhatian bersama seluruh pihak.
Kendati demikian, Wiku menyebut Indonesia mampu mengendalikan angka kasus kematian Covid dibandingkan beberapa negara lainnya di dunia. Sebab, menurutnya, di sejumlah negara lainnya tampak terjadi peningkatan kasus kematian yang signifikan dalam waktu yang singkat.
Sedangkan di Indonesia, kata dia, mampu mengendalikan laju kematiannya sehingga tidak ditemukan loncatan jumlah kasus secara mendadak. Ia menilai, hal ini menunjukan kehati-hatian dan kewaspadaan yang tinggi baik oleh pemerintah dan juga masyarakat.
“Indonesia mampu mengendalikan laju kematiannya sehingga tidak ada sudden spike atau loncatan yang mendadak,” kata Wiku.
Wiku mengatakan, pemerintah dapat belajar dari negara-negara lainnya dalam meningkatkan kualitas penanganan pasien Covid-19 untuk menekan angka kematian. Selain itu, pemerintah juga akan terus meningkatkan upaya 3T (testing, tracing, treatment) agar tingkat kesembuhan juga semakin tinggi.
Update situasi terkini perkembangan #COVID19 di Indonesia (10/11)
(Sebuah utas)#BersatuLawanCovid19 #dirumahaja #JagaJarak #adaptasikebiasaanbaru pic.twitter.com/OWz6YMwaGW
— Kemenkes RI (@KemenkesRI) November 10, 2020
Pekan lalu, Wiku memeinta pemerintah daerah yang memiliki persentase kematian tinggi untuk meningkatkan angka testing atau pemeriksaan dan juga pelacakan harian. Ia mengatakan, testing dan tracing merupakan solusi untuk menekan persentase kematian.
“Perhatian kepada daerah dengan persentase kematian yang masih tinggi untuk meningkatkan angka testing dan tracing harian,” ujar Wiku saat konferensi pers, Kamis (5/11).
Wiku menyampaikan, pemerintah perlu memberikan perhatian lebih kepada provinsi dengan tren peningkatan kasus kematian. Daerah seperti Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Bali, Riau, dan Kalimantan Timur cenderung mengalami persentase kematian setiap pekannya.
Peningkatan paling curam pun tercatat di Kalimantan Timur yang semula berjumlah 1,49 persen pada 27 September menjadi 3,42 persen pada 1 November. Selain itu, Bali juga mengalami peningkatan yang semula berjumlah 2,97 persen pada 27 September menjadi 3,29 persen pada 1 November.
“Meskipun lebih banyak yang mengalami penurunan, namun tren kasus kematian tetap perlu menjadi perhatian utama agar dapat terus ditekan hingga tidak ada kematian sama sekali dan seluruh kasusnya sembuh,” jelas dia.
Wiku mengatakan, perkembangan kasus kematian kumulatif dari awal pandemi hingga saat ini bervariasi di sejumlah provinsi. Di beberapa daerah tercatat mengalami tren penurunan persen kasus meninggal seperti di Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Papua, Aceh, dan Sumatera Barat.
“Namun, untuk Sulawesi Selatan, Papua, Aceh, dan Sumatera Barat pada pekan terakhir ini mengalami sedikit peningkatan dari pekan sebelumnya,” kata Wiku.