REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Muhammad Gifari Akbar (16 tahun), pemulung yang viral karena membaca Alquran, mendapat perhatian dari Syekh Ali Jaber. Syekh Ali Jaber bahkan hendak mengangkat remaja asal Kabupaten Garut itu sebagai anak asuh dan mengajaknya umrah.
"Iya benar. Diajak umrah oleh Syekh Ali Jaber. Kemarin sore waktu live di televisi diajak," kata Akbar ketika dihubungi Republika, Ahad (8/11).
Selain diajak umrah, Akbar juga diangkat sebagai anak asuh Syekh Ali Jaber. Kabar itu tentu membuat Akbar bahagia. Dia sama sekali tak menyangka akan diajak umrah dan diangkat sebagai anak asuh.
Kendati demikian, dia belum dihubungi langsung oleh Syekh Ali Jaber. Rencananya, Akbar akan berangkat ke Bandung pada Selasa (10/11) untuk memenuhi undangan Syekh Ali Jaber.
"Mau banget (umrah). Sudah nyiapin barang-barang dan persyaratan paspor. Paspor juga sudah disiapin (diurus) sama Syekh Ali Jaber," kata dia.
Akbar juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukungnya dalam belajar agama. Dengan banyaknya dukungan terhadap dirinya, Akbar berkomitmen akan semakin semangat dalam menimba ilmu agama.
"Euh semangat banget belajar agama. Niat saya juga tetap, gak bakal hilangin niat saya buat dirikan pesantren," kata dia.
Akbar bersama keluarganya juga telah menentukan pilihan pesantren yang akan menjadi tempatnya menimba ilmu. Pesantren itu adalah Pesantren Al Ihsan yang berada di Bandung.
Namun, untuk saat ini, Akbar ingin menjalani ibadah umrah terlebih dahulu. "Baru nanti ke pesantren," kata dia.
Sebelumnya, sosok Akbar menjadi viral setelah fotonya yang sedang membaca Alquran di Jalan Braga, Kota Bandung, tersebar di media sosial (medsos). Ketika itu, remaja asal Kabupaten Garut itu sedang beristirahat sembari menunggu hujan reda saat bekerja mencari barang rongsokan.
Setelah fotonya viral, Akbar mengaku, banyak orang yang mencari dirinya. Bahkan, dia sempat didatangi orang dari Jakarta yang mengaku perwakilan dari ustaz Yusuf Mansur.
Selain itu, banyak juga sejumlah orang yang mendatangi dirinya. Orang-orang itu menawarkan Akbar untuk masuk ke pesantren.
Akbar juga ingin masuk masuk ke pesantren. Sebab, dia memiliki mimpi untuk membangun pesantren pada masa tua mendatang.