Kamis 05 Nov 2020 22:40 WIB

Ahli Kesehatan Minta Pembenahan Puskesmas Sebelum Vaksinas

Ahli kesehatan menyebut petugas tracing puskesmas menghadapi beban kerja berat

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seorang petugas tengah memeriksa sampel dahak pasien di ruang Laboratorium Tuberkulosis (TB), Puskesmas Tebet, Jakarta Selatan.  Pegiat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Ajeng Tyas Endarsih menegaskan peran puskesmas amat sentral dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
Foto: DHONI SETIAWAN/ANTARA FOTO
Seorang petugas tengah memeriksa sampel dahak pasien di ruang Laboratorium Tuberkulosis (TB), Puskesmas Tebet, Jakarta Selatan. Pegiat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Ajeng Tyas Endarsih menegaskan peran puskesmas amat sentral dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pegiat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Ajeng Tyas Endarsih menegaskan peran puskesmas amat sentral dalam penanganan Covid-19 di Indonesia. 

“Petugas puskesmas sekarang sudah sangat exhausted menghadapi beban kerja, khususnya petugas tracing," ujarnya. Kondisi ini dikhawatirkan bisa menyebabkan pihak puskesmas tidak dapat melakukan pemantauan terhadap orang-orang yang  melaksanakan isolasi mandiri. 

Baca Juga

Menurutnya, masalah ini seharusnya bisa mendorong pemerintah sadar bahwa upaya vaksinasi bukanlah upaya paling utama dalam mengakhiri wabah. Artinya upaya pencegahan yang baik oleh puskesmas, sangat penting untuk diprioritaskan.

Sementara itu, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Puskesmas Indonesia (PDPKMI) Mustakim Manafmenambahkan bahwa selain deteksi dan lacak kasus, puskesmas tetap harus menjalankan fungsi pendidikan bagi masyarakat. 

“Sebelum pemerintah melaksanakan 3T, ada baiknya puskesmas juga dibenahi untuk melaksanakan 2T, yakni training dan teaching," katanya.

Ia menambahkan, medua komponen ini penting untuk melatih kader-kader kesehatan maupun petugas puskesmas siap melaksanakan upaya pencegahan wabah, sebab kondisi kesadaran pelaksanaan 3T di beberapa daerah masih sangat rendah. 

"Kurangnya training dan teaching juga dapat disimpulkan sebagai penyebab tenaga kesehatan kerap terpapar Covid-19," katanya. 

Di kesempatan yang sama, Direktur Pelayanan Kesehatan Primer, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Saraswati mengamini peran strategis puskesmas dalam menyediakan layanan kesehatan pada periode yang menantang seperti saat ini. 

“Di negara-negara lain memang telah terjadi tren upaya pelacakan kontak secara masif. Namun di Indonesia memobilisasi sumber daya sebanyak itu agak sulit dilakukan," katanya.

Di samping itu, ia mengakui memang ada kecenderungan fokus penanganan wabah pada awal mula berpusat di rumah sakit. Sementara, pemerintah lebih meyakinkan puskesmas menjalankan pelayanan esensial dasar secara maksimal. Kendati demikian, pihaknya terbuka terhadap ide-ide kolaborasi dengan organisasi profesi dan masyarakat sipil untuk bersama-sama memperkuat puskesmas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement