REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Tugas Penanganan Covid-19 meluncurkan program penguatan tracing untuk penanganan pandemi pada Selasa (3/11). Satgas Covid-19 membuka lowongan bagi ribuan tenaga pelacak atau tracer.
Kepala Bidang Penanganan Kesehatan, Satgas Penanganan Covid-19 Brigjen TNI (Purn) Alexander K Ginting menyasar penambahan jumlah personil tracer di Puskesmas dan petugas data untuk melakukan analisis epidemiologi sederhana di Kabupaten/Kota. Sejumlah 1612 Puskesmas menjadi target penambahan 8,060 tracer se-Indonesia.
"Dengan cara ini, diharapkan daerah-daerah dapat mendeteksi lebih dari 80 persen kontak erat dari kasus konfirmasi dalam waktu 72 jam, serta melakukan pemantauan terhadap kontak erat hingga 14 hari sejak terpapar atau berkontak dengan individu terkonfirmasi Covid-19," kata Ginting dalam keterangan pers yang diterima Republika, Selasa (3/11).
Nantinya para lulusan kesehatan yang ingin mendaftar jadi relawan dan berdomisili di kabupaten prioritas dapat melapor ke dinas kesehatan setempat atau mendaftarkan diri melalui laman bit.ly/RekrutmenVolunterContactTracing. Tracer yang direkrut akan dilatih oleh Kementerian Kesehatan dan Satgas Penanganan COVID-19 untuk memakai aplikasi pelacakan kontaksilacak.kemkes.go.id.
Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Muhammad Budi Hidayat menyebut rekrutmen terbuka relawan contact tracer dan data manager khusus di 51 Kabupaten/Kota pada 10 Provinsi Prioritas, yakni Aceh, Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Papua.
Hidayat menyatakan perlunya penguatan kemampuan dan kompetensi para relawan contact tracer di lapangan."Termasuk dalam penggunaan aplikasi pelacakan terintegrasi, manajemen stigma dan komunikasi risiko, serta pendampingan karantina dan isolasi mandiri," ujar Hidayat.
Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kemenkes R. Vensya Sitohang menambahkan pentingnya relawan contact tracer karena masih tingginya jumlah kasus harian terkonfirmasi. Pemerintah terus mengajak masyarakat menerapkan protokol kesehatan seperti jaga jarak, rajin cuci tangan dan pakai masker.
"Dibutuhkan cara yang lebih efektif dalam melacak dan mengarahkan karantina pada orang yang terduga kontak erat, serta mendampingi orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 saat menjalani isolasi," ucap Vensya.