REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peringatan Hari Sumpah Pemuda setiap 28 Oktober diharapkan selalu menjadi pengingat bahwa bangsa Indonesia bisa terbentuk berkat buah pikiran dan kerja keras para pemuda. Sejak dideklarasikan pada 92 tahun lalu, semangat itu perlu dipertahankan oleh seluruh masyarakat.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Zainudin Amali menegaskan Hari Sumpah Pemuda yang adalah hal penting. Menurutnya, pemuda harus berkontribusi dalam mengatasi pandemi Covid-19 dengan ide-ide segar.
"Kita akan memperingati hari sumpah pemuda yang ke-92. Jadi 92 tahun yang lalu pemuda mendeklarasikan satu sumpah yang agar kita bersatu agar bisa kuat. Itu juga yang membuat Kemenpora mengambil tema di hari sumpah pemuda ini adalah bersatu dan bangkit," kata Zainudin saat membuka diskusi virtual Forum Merdeka Barat, Selasa (27/10).
Menurut Menpora, salah satu hal yang paling mudah dilakukan para pemuda adalah disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan di kehidupan sehari-hari. Selama belum ada obat untuk virus corona, Zainudin menilai kedisiplinan adalah kunci utama.
"Di tengah pandemi yang melanda negeri dan negara lain, sekarang sedang berusaha untuk segera menyudahi pandemi. Pemerintah berusaha menghentikan pandemi ini. Di Hari Sumpah Pemuda tahun ini kita rayakan di tengah-tengah pandemi, maka satu-satunya cara adalah kedisiplinan," ucapnya.
Zainudin berpendapat semangat Hari Sumpah Pemuda masih relevan diadaptasi hingga saat ini, meski ada perbedaan tujuan dibandingkan dengan yang dideklarasikan sembilan dekade lalu. "Kalau dahulu pemuda kita berjuang membebaskan diri dari penjajahan. Harusnya semangat ini masih ada. Kita juga harus membebaskan diri dari ketertinggalan," ucapnya.
Pemerintah tidak bisa menangani pandemi tanpa bantuan langsung dari para pemuda. Selain disiplin protokol kesehatan, ia meminta narasi positif tentang penanganan Covid-19 terus disampaikan.
"Dalam Hari Sumpah Pemuda ini kita harus membincangkan apa saja tentang ke depan. Setelah pandemi selesai, kita harus recovery. Itulah mengapa tema kita adalah bersatu dan bangkit," kata dia.
Sementara, Deputi Pengembangan Pemuda Kemenpora RI, Asrorun Ni'am Sholeh menuturkan pandemi Covid-19 bukan hanya persoalan kesehatan, tapi juga beririsan dengan kepemudaan.
Ia mengakui virus corona sangat berpengaruh pada kondisi ekonomi, budaya, pendidikan, bahkan ketahanan bangsa. Sadar akan pentingnya makna dari Hari Sumpah Pemuda, Ni'am ingin 28 Oktober dijadikan alarm pengingat akan komitmen penanggulangan Covid-19 bagi seluruh pemuda.
"Jika ada protokol kesehatan tapi satu orang saja abai, dia akan menjadi penular. Komitmen ini berkaitan dengan kebersamaan. Momentum hari Sumpah Pemuda yang intinya adalah komitmen persatuan, maka sangat erat semangatnya untuk direvitalisasi," ujar dia.
Ni'am menyampaikan, pemuda juga bisa berperan penting memulihkan kondisi ekonomi nasional dengan mengembangkan jiwa wirausaha yang terpendam. Menurutnya, selalu ada hal yang bisa dieksplorasi dalam setiap peristiwa, termasuk pandemi.
"Pengembangan jiwa wirausaha kepemudaan adalah salah satu dari lima prioritas Kemenpora. Artinya, untuk kepentingan kepemudaan Kemenpora menjadikan ini fokus lembaga," ucapnya.
Salah satu visi presiden RI, Joko Widodo yang ingin mewujudkan sumber daya manusia unggul dapat diterjemahkan pada pengembangan pemuda. Ni'am mengatakan, wirausaha adalah salah satu implementasi cita-cita presiden.
Implementasi Hari Sumpah Pemuda sudah diwujudkan oleh Tyofan, pendiri wadah edukasi bahasa asing berbasis digital dengan nama 'Bahaso'.
Menurut Tyofan, salah satu indikator pemuda yang berkembang adalah mampu berbicara dengan bahasa negara lain untuk bersosialisasi atau berbisnis. Selain itu, ia juga mendirikan Digibo untuk mengadakan pelatihan pemasaran digital bagi pelaku usaha mikro.
Dari segi kesehatan, pemuda lain bernama Budhi Riyanto juga membuat Medi-Call untuk menghubungkan tenaga medis kepada para pasien yang tidak bisa keluar rumah akibat pandemi Covid-19. "Kami menyediakan layanan kesehatan adalah ketika pasien membutuhkan pelayanan seperti infus, injeksi, bahkan layanan vaksin yang bisa dilakukan di rumah pasien," ujar Budhi.