Ahad 25 Oct 2020 06:36 WIB

Jokowi Minta IDI Hilangkan Egosentrisme Lembaga

IDI turut menjadi bagian dalam melaksanakan reformasi sistem kesehatan.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Agus Yulianto
Presiden Jokowi
Foto: istimewa/tangkapan layar
Presiden Jokowi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mampu menjalin sinergi dan kerjasama yang erat dengan berbagai pihak untuk mewujudkan tujuannya. Dia mengatakan, dalam industri kesehatan, terdapat banyak profesi lain yang dapat digandeng untuk menjalankan kerja sama.

Hal ini disampaikan Jokowi pada peringatan hari ulang tahun Ikatan Dokter Indonesia (IDI) melalui saluran Youtube Sekretariat Presiden, Ahad (25/10).

“Saya yakin dalam perjuangan panjang itu, IDI tidak bisa sendirian. IDI berada dalam ekosistem yang di dalamnya ada lembaga pendidikan, ada profesi-profesi lain, ada industri dsb. Ini memerlukan sinergi dan kerjasama yang erat sehingga apa yang menjadi tujuan IDI bisa tercapai,” kata Jokowi.

Dia mengatakan, bekerja dalam sebuah ekosistem kesehatan perlu menghilangkan egosentrisme lembaga. Semua lembaga harus mampu bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.

“Bekerja dalam ekosistem kesehatan sudah saatnya kita menghilangkan egosentrisme lembaga. Tidak ada lembaga yang lebih penting dari yang lain, tidak ada lembaga yang lebih super dibandingkan yang lain. Semuanya penting, semuanya super jika masing-masing mau bekerja sama,” ucapnya.

Lebih lanjut, Presiden mengatakan, pandemi covid yang terjadi saat ini memberikan pelajaran kepada pemerintah dan seluruh pihak. Berbagai kelemahan pun terlihat melalui penanganan pandemi ini. Karena itu, dia meminta, agar situasi sulit ini dapat menjadi momentum untuk melakukan perbaikan dan transformasi sistem kesehatan negara.

Reformasi sistem kesehatan dapat dimulai dengan memperkuat sisi pencegahan. Orientasi pada pencegahan penyakit dan pola hidup sehat merupakan hal utama untuk dilakukan. Hal ini pun juga membutuhkan dukungan dari sektor non kesehatan, kesadaran dan kedisiplinan masyarakat, serta dukungan dari organisasi sosial keagamaan.

Namun pada saat yang sama, lanjut Jokowi, penguatan kapasitas SDM kesehatan, pengembangan rumah sakit dan balai-balai kesehatan, serta industri obat-obatan dan alat-alat kesehatan di Tanah Air harus terus dilakukan. Selama pandemi ini juga telah banyak inovasi yang dikembangkan oleh para peneliti dan inovator di dalam negeri.

"Rapid diagnostic test, emergency ventilator, mobile lab biosafety yang dilengkapi dengan PCR, penggunaan artificial intelligence untuk penegakan diagnosis covid-19, dan aplikasi Covid Track untuk membantu dokter memantau mobilitas pasien, serta kita mempercepat clinical trial dan produksi massal vaksin merah putih," ujarnya.

Selain itu, pandemi ini juga disebutnya menjadi momentum untuk menguatkan ketahanan kesehatan dan kapasitas pelayanan kesehatan nasional. Jokowi meminta agar kedokteran mampu melakukan cara-cara luar biasa untuk menangani berbagai persoalan terkait kesehatan masyarakat mulai dari penyakit menular, penyakit tidak menular, hingga prioritas pada penurunan angka stunting di Tanah Air.

“Kita juga harus memperluas kesempatan generasi muda kita untuk menjadi dokter utamanya dokter spesialis untuk meningkatkan kualitas kesehatan utamanya di seluruh pelosok negeri,” kata Jokowi.

Karena itu, Presiden berharap, IDI turut menjadi bagian dalam melaksanakan reformasi sistem kesehatan. Keberhasilan reformasi sistem kesehatan tidak hanya ditentukan oleh kerja pemerintah, namun juga dari organisasi profesi serta masyarakat. Ia yakin, transformasi sistem kesehatan ini dapat dilakukan dan dapat memberikan kesejahteraan masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement