Jumat 23 Oct 2020 09:52 WIB

Memohon Akhiri Pandemi, Emil Gelar Istighosah Kubro

Semoga Indonesia segera dijauhkan dari Covid-19, bancana alam dan sosial.

Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya menyampaikan tausiyah didampingi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat Istighosah Kubro rangkaian peringatan Hari Santri Tingkat Provinsi Jawa Barat, di Masjid Pusdai, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (21/10). Dengan Istighosah Kubro, berdoa memohon pertolongan Allah SWT diharapkan bangsa Indonesia diberikan keselamatan, dijauhkan dari marabahaya dan bencana.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya menyampaikan tausiyah didampingi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat Istighosah Kubro rangkaian peringatan Hari Santri Tingkat Provinsi Jawa Barat, di Masjid Pusdai, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (21/10). Dengan Istighosah Kubro, berdoa memohon pertolongan Allah SWT diharapkan bangsa Indonesia diberikan keselamatan, dijauhkan dari marabahaya dan bencana.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Memohon pertolongan dari Allah SWT tentunya tidak boleh luput dari ikhtiar bangsa ini dalam menghadapi Pandemi Covid-19, potensi bencana alam, dan bencana sosial. Doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT seolah menjadi pondasi dari segala ikhtiar bangsa ini.

Itulah yang tidak pernah dilupakan Gubernur Jabar Ridwan Kamil di tengah menghadapi tantangan bangsa, khususnya di Provinsi Jabar. Salah satunya dengan menggelar Istighosah Kubro di Masjid Pusdai, Kota Bandung, belum lama ini. 

Emil, panggilan akrab Ridwan Kamil, sengaja menggelar Istighosah Kubro dengan menghadirkan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Habib Luthfi bin Yahya dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jabar. Kegiatan Istighosah Kubro digelar dengan penerapan protokol kesehatan ketat dan undangan terbatas.

Sementara sekitar 1 juta santri di seluruh Provinsi Jabar mengikuti Istighosah Kubro tersebut secara virtual.​ Kendati digelar secara terbatas dan virtual, Istighosah Kubro berjalan khidmat. Para santri pun mengikuti acara istighosah kubro dengan khusyuk.​

Menurut Emil, Istighosah Kubro menjadi momentum untuk instrospeksi dan memanjatkan doa kepada Allah SWT.​ Kata doa, momentum ini sangat tepat dilakukan di tengah bangsa menghadapi sejumlah tantangan. ​

Dijelaskan Emil, Indonesia tengah diterpa ujian, mulai dari pandemi Covid-19, bencana alam, sampai kondisi sosial politik. Dengan Istighosah Kubro, pihaknya berharap permasalahan di Indonesia, khususnya Provinsi Jabar, segera selesai dan kembali kondusif.​

"Semoga selepas ini kondisi Jabar lebih damai, kondusif, dan dijauhkan dari marabahaya, dan pandemi Covid-19 segera berakhir,’’ tuturnya. Istighosah Kubro kali ini, ungkap Emil, juga dilaksanakan dalam rangka menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW dan Hari Santri Nasional 22 Oktober.​

 

Karena itulah, papar Emil, betapa pentingnya Istighosah Kubro sekalipun kondisinya sekarang berbeda dengan sebelum, karena pandemi Covid-19. Namun, tegas dia, kegiatan ini tidak mengurangi kekhidmatan umat.

Anggota Wantimpres Habib Luthfi bin Yahya mengatakan, Istighosah memiliki arti bahwa manusia pada dasarnya makhluk lemah, yang tidak akan sanggup menyelesaikan permasalahan tanpa pertolongan Allah SWT.​ Oleh karena itu, berdoa menjadi perbuatan yang wajib. 

‘’Kita mohon pertolongan kepada Allah atas ketidakmampuan kita, maka istighosah ini menunjukkan kelemahan kita dan perlu pendekatan diri kepada Yang Maha Kuasa,’’ ujar Habib Lutfi. Menurutnya, dengan mengingat kebesaran dan sifat-sifat Allah SWT, maka ketauhidan dalam diri seseorang akan semakin kuat.

‘’Melalui apa yang kita baca dan mengingat kebesaran-kebesaran Allah SWT akan menambah tauhid, ma'rifat, dan keyakinan kita kepada Allah SWT, dan menuntun kita untuk peduli sesame,’’ kata Habib Luthfi.

Dalam kesempatan itu, Emil menyampaikan laporan kepada Habib Luthfi, bahwa nasihat yang pernah ditarimanya telah dijalankan. Yakni, menggunakan kekuasaan (gubernur) untuk dakwah dengan sebaik-baiknya.

‘’Saya bukan Hafiz Quran, saya menghafal Juz Amma secukupnya, tetapi Insya Allah saya membuat kebijakan sehingga ada 5.300 desa di Jabar yang akan punya Hafiz Quran,’’ ungkapnya. Kebijakan itu bernama Program Satu Desa Satu Hafiz Quran.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement