REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi bencana di wilayah Kota Bogor. Hal itu merupakan dampak dari fenomena La Nina yang mulai memasuki kawasan Jawa Barat, termasuk Bogor.
Kepala Stasiun BMKG Citeko, Bogor, Asep Firman Ilahi mengungkapkan adanya fenomena La Nina mengakibatkan curah hujan meningkat sebanyak 20 sampai 40 persen pada bulan ini. Sehingga kerap terjadi hujan sedang hingga lebat, serta angin kencang dan badai guntur.
"Kota Bogor sendiri terdampak dengan fenomena La Nina ini dengan peningkatan curah hujan 20 sampai 40 persen dari normalnya pada bulan ini," ujar Asep kepada Republika.co.id, Kamis (22/10).
Untuk itu, dia mengimbau Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor agar memperhatikan kondisi pohon-pohon di Kota Bogor, untuk menghindari terjadinya pohon tumbang saat angin kencang. Selain itu, banyaknya kejadian tanah longsor di musim penghujan, biasanya disertai oleh kegiatan tektonik beberapa hari sebelumnya. "Aktifitas tektonik dan fenomena La Nina ini menjadi pasangan sangat mengerikan," kata Asep.
Berdasarkan catatan BMKG, kata Asep, siklus La Nina tidak bisa dipastikan akhir-akhir ini. Sekira sebelum tahun 2000, siklus ini biasanya datang sekitar empat tahunan, setelah fenomena El Nino.
"Saat ini variabilitas iklim juga sedang terjadi, dan prediksi fenomena tidak dapat di-publish secara awal-awal oleh lembaga meteorologi dunia. Tapi, kemungkinan ini terjadi selama musim penghujan," tandasnya.
Menanggapi cuaca ekstrem akibat dampak La Nina, Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto mengaku Pemkot Bogor sudah memiliki langkah rutin untuk mengantisipasi bencana. “Nggak ada yang khusus, karena memang sudah rutin,” kata Bima Arya ketika ditemui Republika di Kantor Wali Kota Bogor.
Bima merincikan, hal rutin yang dilakukan Pemkot Bogor adalah melakukan normalisasi saluran, mitigasi bencana, naturalisasi Ciliwung, pembersihan sampah, serta komunikasi dan sosialisasi kepada masyarakat. Terutama yang berada di daerah rawan bencana seperti warga di bantaran sungai.
Meski demikian, dia mengatakan Pemkot Bogor tetap melakukan sosialisasi kepada warga agar berhati-hati. Apalagi, BMKG telah mengirim sinyal mengenai cuaca yang tidak menentu.
“Tapi yang pasti kita akan sosialisasi kepada warga semuanya agar berhati-hati. Bukan saja musim penghujan, tapi BMKG juga sudah mengirim sinyal bahwa situasinya tidak menentu cuacanya. Bisa berubah dengan cepat,” ujarnya.
Dia melanjutkan, cuaca ekstrem yang terjadi belakangan ini berbarengan dengan Covid-19, yang membuat warga lebih banyak berada di rumah daripada beperhian. “Tapi semestinya bisa diantisipasi,” ujarnya.