REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Sultan Iskandar Muda Aceh menyebut, dampak fenomena La Nina yang terjadi di musim penghujan dewasa ini tidak sampai ke wilayah Provinsi Aceh.
"Tidak. La Nina itu, tidak sampai ke Aceh," terang Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Sultan Iskandar Muda Aceh, Zakaria Ahmad di Banda Aceh, Rabu (21/10).
Ia menerangkan, fenomena alam La Nina yang terjadi di Samudera Pasifik dapat menimbulkan dampak meningkatnya jumlah curah hujan secara umum di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur.
Meski demikian, katanya, bukan berarti di Indonesia bagian barat tidak menimbulkan dampak, khususnya Pulau Sumatra terhadap kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi.
"Ada sedikit dampak di Sumatra, seperti Lampung, kemudian Bengkulu, dan Sumatera Selatan," terang dia.
Sedangkan cuaca cenderung ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir, dan angin kencang dalam dua pekan terakhir melanda sejumlah wilayah di Aceh hanya bersifat lokal.
"Untuk di Aceh, yang kemarin-kemarin turun hujan itu disebabkan konvergen. Lalu peningkatan suhu muka laut mengalami dampak terjadinya badai, dan gelombang tinggi," tutur Zakaria.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati sebelumnya mengingatkan masyarakat agar mewaspadai La Nina pada musim hujan karena dapat memicu bencana hidrometeorologi, seperti longsor, banjir, dan banjir bandang.
Ia mengatakan, diperkirakan mulai bulan Oktober tahun ini fenomena alam La Nina memiliki dampak mengakibatkan peningkatan curah hujan di hampir seluruh wilayah Indonesia, terutama Indonesia bagian tengah dan utara.
"La nina berasal dari Samudera Pasifik akibat suhu muka air laut Samudera Pasifik mengalami anomali, yaitu lebih dingin hampir mendekati minus 1 derajat sementara suhu di Kepulauan Indonesia lebih hangat," katanya.