REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) dan Pemkab Sleman melakukan koordinasi untuk membuka aliran sekokan Mataram. Kepala Bidang Pelaksana Jaringan Pemanfaatan Air BBWSSO, Suyanto mengatakan koordinasi dilakukan untuk pembukaan kembali aliran Selokan Matara.
Sejak adanya masalah kebocoran saluran air di Selokan Mataram Dusun Mayangan, Desa Trihanggo, Kecamatan Gamping, BBWSSO memang menutup saluran air Selokan Mataram. Langkah itu diambil untuk dilakukan perbaikan tujuh hari ke depan.
BBWSSO dan Pemkab Sleman sepakat melakukan penanganan bersama setelah adanya informasi dari masyarakat kalau terjadi ambles pada Rabu lalu. Secara teknis, penanganan sebenarnya sudah selesai selama empat hari.
"Namun, secara fungsi kita menindak lanjuti, menjamin kualitas dan fungsi konstruksi selama sepekan dari selesainya perbaikan," kata Suyanto, Senin (19/10).
Penyebab dari adanya permasalahan kebocoran saliran air Selokan Mataram di Dusun Mayangan ini masih terus didalami BBWSSO dan Pemkab Sleman. Suyanto menyebut, adanya kebocoran ini juga berdampak cukup besar bagi para petani.
Terutama, yang selama ini memanfaatkan saluran air untuk lahan pertaniannya. Karenanya, dalam rapat koordinasi BBWSSO dan Pemkab Sleman disepakati lakukan penelusuran ke titik-titik lain jalur Selokan Mataram mengantisipasi kejadian serupa.
Sekda Sleman, Harda Kiswaya menuturkan, mereka akan terus melakukan koordinasi lebih dalam terkait permasalahan tersebut. Ke depan, mereka akan mulai dalami langkah-langkah antisipasi agar tidak terjadi hal serupa di titik-titik lain.
Selain itu, Harda menambahkan, baik BBWSSO maupun Pemkab Sleman akan mendalami pemanfaatan saluran air Selokan Mataram yang awalnya untuk pertanian. Sebab, jika akan dimanfaatkan untuk perikanan perlu ada sistem dan manajemennya.
"Jadi, perlu kita diskusikan lebih dalam," ujar Harda.