REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan hujan dengan intensitas tinggi melanda Nusa Tenggara Barat pada awal Maret 2024. Untuk itu, masyarakat diimbau meningkatkan kewaspadaan terhadap dampaknya, berupa bencana hidrometeorologi.
"Saat ini wilayah NTB berada pada puncak musim hujan 2023/2024, masyarakat perlu mewaspadai adanya potensi bencana hidrometeorologi, seperti hujan lebat disertai angin kencang yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan bersifat lokal, banjir, dan tanah longsor," kata Prakirawan BMKG Stasiun Nusa Tenggara Barat Angga Permana dalam keterangan tertulis di Mataram, Jumat (1/3/2024).
Pada dasarian I Maret 2024 (1-10 Maret 2024) diprakirakan curah hujan dengan intensitas lebih 200 milimeter di sebagian wilayah Lombok Utara dan Bima, yaitu sekitar Kecamatan Tambora. Curah Hujan 100-200 milimeter/dasarian dengan probabilitas 60 persen berpeluang terjadi di sebagian besar wilayah NTB, kecuali sebagian Kota Mataram dan Bima bagian timur yang memiliki peluang hujan dengan intensitas 50-100 milimeter/dasarian dengan probabilitas 90 persen.
"Waspada wilayah dengan potensi curah hujan dengan kategori 'Awas' di Dompu, Bima, Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Barat, Lombok Utara, Sumbawa," katanya.
Untuk level waspada diprediksi terjadi di Dompu di Kecamatan Kempo, Kota Mataram di Kecamatan Sandubaya, Kabupaten Lombok Barat di Kecamatan Batu Layar, Gerung, Gunungsari, Kediri, Lembar, Lingsar dan Sekotong. Selain itu, di Kabupaten Lombok Tengah di Kecamatan Batuliang, Janapria, Jonggat, Praya, Praya Barat, Praya Barat Daya, Praya Tengah, Praya Timur, Pringgarata, Pujut. Kabupaten Lombok Timur di Kecamatan Jerowaru, Kecamatan Keruak, Kecamatan Labuhan Haji, Kecamatan Masbagik, Kecamatan Montong Gading, Kecamatan Pringgabaya, Kecamatan Pringgasela, Kecamatan Sakra Barat, Kecamatan Sakra Timur, Kecamatan Selong, Kecamatan Sikur, Kecamatan Sukamulia, Kecamatan Suralaga dan Kecamatan Terara.
Di Kabupaten Sumbawa di Kecamatan Alas, Alas Barat, Batulanteh, Buer, Empang, Labangka, Lantung, Lape, Lenangguar, Lopok, Lunyuk, Maronge, Moyo Utara, Moyohilir, Moyohulu, Orong Telu, Plampang, Rhee, Ropang, Unter Iwes dan Kecamatan Utan. Sumbawa Barat di Kecamatan Brang Ene, Brang Rea, Jereweh, Maluk, Poto Tano, Sekongkang, Seteluk dan Taliwang.
BMKG menyatakan hasil monitoring ENSO terakhir menunjukkan indeks terpantau berada pada kondisi El Nino Sedang. Prediksi indeks ENSO akan menurun secara gradual mulai April 2024, hingga mencapai netral mulai Juni 2024, sedangkan nilai anomali SST di Samudera Hindia menunjukkan nilai IOD netral (-0.21). Kondisi IOD netral setidaknya hingga pertengahan tahun 2024.
Aliran massa udara didominasi angin baratan, belokan angin terjadi di sepanjang ekuator. Sistem tekanan rendah terlihat di perairan selatan Jawa. Dibandingkan dengan klimatologisnya, angin baratan umumnya lebih lemah kecuali di perairan selatan Papua. Angin Baratan/Monsun Asia Monsun Asia masih aktif dan diprediksi terus aktif dengan intensitas lebih kuat dari klimatologis.
"Saat ini MJO terpantau tidak aktif, namun pada awal hingga pertengahan Maret 2024 MJO diprediksi aktif pada fase 3 dan 4 yang berkaitan dengan meningkatnya potensi pembentukan awan hujan di sekitar wilayah Indonesia termasuk NTB," katanya.