Jumat 16 Oct 2020 11:47 WIB

Survei: 17,9 Persen IKM di Kabupaten Tangerang Mandek

Mayoritas IKM masih berproduksi meski mendapat kesulitan akibat pandemi.

Rep: Eva Rianti/ Red: Fuji Pratiwi
Pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) menujukkan produk makanan (ilustrasi). Sebanyak 17,9 persen IKM di Kabupaten Tangerang berhenti beroperasi di tengah pandemi.
Foto: Antara/Rahmad
Pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) menujukkan produk makanan (ilustrasi). Sebanyak 17,9 persen IKM di Kabupaten Tangerang berhenti beroperasi di tengah pandemi.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Pemerintah Kabupaten Tangerang, Banten melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) melakukan sebuah survei untuk mengetahui dampak Covid-19 terhadap industri kecil menengah (IKM) di sana. Hasil dari survei tersebut menunjukkan, 17,9 persen IKM di Kabupaten Tangerang berhenti beroperasi di tengah pandemi. 

"Di tengah pandemi ini IKM ada yang tidak berproduksi dan ada yang masih melakukan produksi," kata Kepala Seksi Industri Menengah Besar pada Disperindag Kabupaten Tangerang, Hasanudin dalam keterangan tertulis yang dikutip Jumat (16/10). 

Baca Juga

IKM yang berhenti operasi 17,9 persen, yang berproduksi normal 11,4 persen, dan yang tetap melakukan produksi meskipun di tengah kesulitan pandemi Covid-19 sebanyak 70,7 persen.

Hasanudin mengatakan, Disperindag telah mengirim kuesioner kepada 457 IKM yang ada di Kabupaten Tangerang. Namun, yang merespon dan mengirimkan kembali kuesionernya hanya 140 IKM.

Dari 140 IKM tersebut paling banyak terdapat di Kecamatan Kelapa Dua yakni sebanyak 45 IKM. Selanjutnya Pasar Kemis, Curug, dan Legok masing-masing 15 IKM, disusul Panongan sebanyak 10 IKM, dan Cikupa sembilan IKM.

"Dari hasil survei tersebut kami dapati IKM yang sumber modalnya berasal dari dana pribadi sebanyak 121 IKM, 16 IKM berasal dari pinjaman perbankan, dua IKM dari koperasi, dan satu dari pinjaman lainnya," kata Hasanudin.

Terkait dengan jenis hasil produksi, Hasanudin mengungkapkan, IKM-IKM tersebut paling banyak menghasilkan produk seperti makanan dan olahan makanan serta minuman (kuliner). Dari 140 IKM itu, sebanyak 41,4 persen IKM merumahkan pekerjanya karena terdampak Covid-19 dan 58,6 persen sisanya tidak merumahkan pekerja.

Sementara itu, Kepala Disperindag Kabupaten Tangerang, Ujang Sudiartono menambahkan, permodalan menjadi kunci tetap bertahannya IKM-IKM di tengah pandemi. "Dari hasil survei tersebut kami menyimpulkan yang paling dibutuhkan oleh perusahaan untuk tetap beroperasi dan meningkatkan omzet di masa pandemi Covid-19 ini adalah permodalan, itu yang paling penting," ungkapnya. 

Ujang menjelaskan, stimulus permodalan bisa meningkatkan produktivitas dan pengoperasian. Selain itu, pemasaran juga menjadi permasalahan yang cukup banyak dihadapi oleh IKM.

Menurut Ujang, Pemkab Tangerang di tengah pandemi ini telah banyak melakukan kebijakan, salah satunya pemulihan dampak ekonomi yang dirasakan masyarakat, khususnya dunia usaha kecil. Antara lain berupa bantuan permodalan dan bantuan subsidi bunga. Kesemuanya dilakukan untuk mendongkrak ekonomi masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement