Selasa 13 Oct 2020 13:05 WIB

Mahfud: Penembakan TGPF Intan Jaya Sudah Direncanakan

Ada beberapa kejadian sebelum penyerangan terhadap TGPF Intan Jaya.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ratna Puspita
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD.
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, menyebut penyerangan yang dilakukan kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) terhadap Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya sudah direncanakan. Ada beberapa kejadian sebelum pengadangan yang mengarah ke sana.

"Itu memang betul direncanakan. Karena yang saya dengar itu ketika rombongan ini berjalan ada dua orang perempuan berjalan di tengah jalan itu memperlambat laju jalannya," kata Mahfud di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (13/10).

Baca Juga

Mahfud mengatakan, melihat itu, pengawal rombongan TGPF Intan Jaya berteriak ke kedua perempuan itu untuk bergeser dari jalurnya agar rombongan bisa terus melajum Namun, kedua perempuan itu hanya tersenyum. Tak lama kemudian, kata Mahfud, terdengar suara tembakan pertama dari atas bukit.

"'Jeger, jeger, jeger.' Sesudah tembakan dari atas perempuannya menghilang lalu ada tembakan dari bawah untuk memberi kesempatan yang di atas itu lari. Jadi itu sudah diatur seperti itu," kata Mahfud.

Menurut Mahfud, kejadian tersebut semakin memperjelas akan adanya KKSB di sana. Selain itu, ia mengatakan, pihak KKSB sendiri juga telah mengklaim pengadangan dan penembakan tersebut dilakukan oleh mereka melalui juru bicaranya. 

"Karena begitu peristiwa terjadi mereka langsung mengumumkan mereka yang bertanggung jawab. Juru bicaranya langsung," terang dia.

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) mengaku bertanggung jawab atas serangan yang dilakukan terhadap TGPF Intan Jaya. TPNPB OPM menyatakan menolak tim bentukan pemerintah itu dan meminta tim lain yang mengivestigasi.

"TPNPB bertanggungjawab, itu keputusan kami, dan dengan tuntutan, kami menolak tim investigasi bentukan Menko Polhukam Mahfud MD dan kami minta tim independen yang harus investigasi, yaitu PBB, Komnas HAM, LSM HAM, dan gereja," ujar Juru Bicara TPNPB OPM, Sebby Sambom, saat dikonfirmasi, Jumat (9/10).

Di sisi lain, pihak TNI mengatakan, kelompok kriminal eeparatis bersenjata (KKSB) kembali berbuat keji dengan melakukan serangan secara brutal. KKSB menembaki rombongan TGPF Intan Jaya yang hendak melakukan investigasi terkait kematian Pendeta Yeremia.

Penembakan kepada rombongan TGPF Intan Jaya terjadi di tanjakan Wabogopone, Kampung Mamba, Distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua setelah rombongan kendaraan TGPF Intan Jaya melakukan olah tempat kejadian perkara di Hitadifa, Intan Jaya, Papua.

“Penembakan terjadi pada tanggal 9 Oktober 2020 pukul 15.45 WIT saat rombongan TGPF dalam perjalanan pulang dan sampai di tanjakan Wagonopone, Kampung Mamba tiba-tiba ditembaki dari arah kanan dan kiri jalan,” ujar Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III, Kolonel Czi IGN Suriastawa, di Papua, Jumat (9/10).

Menurut Suriastawa, akibat penembakan tersebut, anggota TGPF Intan Jaya, atas nama Bambang Purwoko yang merupakan dosen Universitas Gajah Mada terkena tembakan di kaki kiri. Seorang korban lagi adalah anggota TNI bernama Zainuddin juga dilaporkan terkena tembakan di pinggang.

“Saat ini kedua korban langsung dievakuasi ke UPTD RSUD Sugapa untuk mendapatkan perawatan secara intensif,” kata dia.

Dia mengatakan, kejadian penembakan itu membuktikan kepada masyarakat, apa yang selama ini KKSB selalu lakukan. Kali ini mereka dengan sengaja menghalangi kinerja TGPF. Saat ini, TNI tengah melakukan pengejaran terhadap para pelaku yang kabur ke dalam hutan di sekitar lokasi penembakan.

“Saat ini, TNI sedang melakukan pengejaran terhadap gerombolan KKSB yang kabur kedalam hutan disekitar lokasi kejadian pascapenembakan terhadap rombongan TGPF,” jelas dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement