REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengelola Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta menyiagakan pemindai suhu (bodyscanner) badan di lima stasiun paling padat dari stasiun lainnya. Ini untuk mengantisipasi kemungkinan penyebaran Covid-19.
"Lima stasiun tersebut yakni Fatmawati, Lebak Bulus, Blok M, Bundaran HI dan Dukuh Atas," kata Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta Muhammad Kamaluddin saat dihubungi di Jakarta, Jumat (9/10).
Ia menjelaskan lima stasiun terpadat tersebut biasanya jumlah penumpang bisa empat hingga lima kali lipat dari jumlah penumpang di stasiun lainnya. Sebagai gambaran dalam sehari MRT bisa mengangkut 15 ribu penumpang. Sekitar 4.000 hingga 6.000 penumpang naik dan turun di Stasiun Lebak Bulus dan Fatmawati setiap harinya.
Ia mengatakan khusus di Stasiun Lebak Bulus dan Fatmawati lonjakan penumpang biasanya terjadi pada pagi hari. Sedangkan Stasiun Bundaran HI dan Dukuh Atas terjadi pada sore hari.
"Kalau Stasiun Blok M itu biasanya ramainya pagi dan sore," katanya.
Kamaluddin mengatakan penggunaan teknologi pemindai suhu badan diharapkan lebih cepat dan mudah dalam mendeteksi suhu tubuh seseorang. Sehingga bila ada suhu badan calon penumpang di atas normal atau 38 derajat celsius ke atas maka terdeteksi dengan cepat.
"Ini berguna sekali karena di lima stasiun tersebut jumlah penumpangnya lebih banyak," katanya.
Selain itu, PT MRT Jakarta juga menyiapkan marka-marka pengaturan jarak fisik lebih banyak dari stasiun lainnya. Apabila lonjakan penumpang banyak, maka petugas mengalihkan sebagian ke lantai peron atau di sekitar pintu petugas keamanan.
Tidak hanya sampai di situ, pengelola MRT Jakarta juga menyiapkan ruang isolasi khusus bagi calon penumpang yang dicurigai terjangkit Covid-19. Kemudian di setiap stasiun juga disiagakan tenaga kesehatan untuk penanganan awal.
"Terkait jadwal keberangkatan belum ada perubahan yakni mulai pukul 05.00 WIB hingga 19.00 WIB dengan selang waktu keberangkatan setiap 10 menit," ujar Kamaluddin.