REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah fasilitas publik di kawasan Simpang Lima Senen, Jakarta Pusat, hancur berserakan usai demonstrasi ricuh berlangsung di sana, Kamis (8/10) malam. Mulai dari bioskop hingga pos polisi hangus terbakar.
Massa, yang menggelar aksi menolak Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja itu, awalnya terkonsentrasi di sekitaran kawasan Monas, Jakarta Pusat, pada Kamis sore. Polisi, dengan menggunakan gas air mata, berhasil memukul mundur massa yang berada di sekitaran Stasiun Gambir hingga ke Tugu Tani.
Namun, di sana sejumlah oknum dari peserta aksi berulah. Mereka membakar Pos Polisi Tugu Tani sekitar pukul 17.00 WIB. Pos tersebut hangus terbakar.
Polisi kembali memukul mundur massa hingga kawasan Simpang Lima Senen. Namun, di sana terjadi bentrokan antara massa dan polisi saat sudah memasuki malam hari. Walhasil, sejumlah fasilitas publik hancur dan terbakar.
Pertama kali hancur adalah Pos Polisi Lalu Lintas Simpang Lima Senen. Pos tersebut hangus dibakar. Tampak sejumlah coretan berisi makian kepada pemerintah dan DPR di dinding pos polisi tersebut.
Halte Transjakarta Senen, yang sedang dalam proses pembangunan, juga hancur. Ketika Republika.co.id mendatangi lokasi kejadian pukul 21.30 WIB, tampak kaca halte hancur berserakan. Namun massa aksi sudah tidak ada lagi di sekitar lokasi.
Di seberang halte tersebut, Gedung Bioskop Mulia Agung juga terbakar. Hingga pukul 00.30 WIB petugas masih berupaya memadamkan Si Jago Merah. Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta mengerahkan sedikitnya 25 mobil pemadam dan 125 personel.
Tak sampai di situ, sejumlah mobil proyek juga tampak terbakar. Selain itu, di ruas jalan di Simpang Lima Senen tersebut tampak tumpukan arang berserakan. Sejumlah pembatas jalan Transjakarta juga roboh.
Massa aksi diketahui menggelar demonstrasi menolak pengesahan Undang-Undang (UU) Cipta Kerja. UU yang baru disahkan pada Senin (5/10) oleh DPR dan Pemerintah itu dinilai merugikan buruh dan mempermudah perusakan lingkungan.