Rabu 07 Oct 2020 11:43 WIB

Menabung Air dengan Drainase Vertikal

Konsep drainase vertikal akan membuat air hujan diserap oleh tanah dan jadi tabungan.

Sumur Resapan. Petugas Dinas Sumber Daya Air saat mengambil air dari sumur resapan yang sedang dibangun di kawasan Monas, Jakarta, Selasa (26/2).
Foto:

Drainase vertikal

Dalam upaya penanggulangan banjir, Pemprov DKI Jakarta telah melakukan berbagai upaya, antara lain pengerukan saluran, pembuatan waduk, kesiapan operasional pompa dan sebagainya. Namun hal itu belum cukup, masih diperlukan kolaborasi dengan masyarakat salah satu bentuknya adalah membuat pola drainase vertikal atau sumur resapan.

Sumur resapan adalah konsep pengendalian air yang telah diperkenalkan kepada masyarakat sejak puluhan tahun silam melalui Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 68 Tahun 2005 tentang Perubahan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 115 Tahun 2001 mengenai Pembuatan Sumur Resapan.

Dengan membuat drainase vertikal, masyarakat bisa menabung air hujan. Kalau di rumah tidak punya pekarangan yang luas, ajak tetangga untuk sama-sama membuat drainase vertikal.

Cara membuatnya cukup sederhana, pertama buat lubang pada tanah, usahakan menggali tidak sampai keluar air. Perkuat dinding sumur menggunakan penahan batu bata dengan celah satu ruas jari.

Lalu dibuat saluran masuk air dari talang dan keluar menuju parit apabila terjadi kelebihan debit air. Isi bagian bawah drainase vertikal menggunakan batu koral atau batu kerikil, kemudian tutup bagian atap drainase vertikal dengan plat beton dan hiasi dengan rumput atau tanaman.

Saat turun hujan, air akan masuk menuju talang dan ditampung di drainase vertikal. Air tidak langsung terbuang ke saluran kota. Sehingga air pada saluran kota bisa berkurang dan tidak lagi menimbulkan genangan.

Jika drainase vertikal penuh, air akan masuk ke pipa menuju saluran kota. Hal ini kemungkinan tidak akan terjadi karena daya serap drainase vertikal cukup tinggi meresap ke dalam tanah.

"Dengan menabung air hujan, tidak hanya meminimalisasi genangan, tapi kita juga bisa memiliki cadangan air di saat musim kemarau," kata Fatchy.

Pemprov DKI Jakarta mengajak warga untuk berkolaborasi membuat drainase vertikal di lingkungan tempat tinggal, sebab dibutuhkan kerja sama dalam menjalankan gerakan menabung air hujan.

photo
Sumur Resapan. Petugas Dinas Sumber Daya Air saat menyelesaikan pembangunan sumur resapan di kawasan Monas, Jakarta, Selasa (26/2). - (Republika/Putra M. Akbar)

Rintisan

DKI Jakarta saat ini membutuhkan 1,8 juta lokasi drainase vertikal untuk mempercepat proses penyerapan genangan air saat musim hujan. Pelaksana tugas Kepala Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta Ricki M Mulia mengatakan jumlah itu dihitung berdasarkan neraca air dan pendekatan data empiris saat terjadinya genangan di Jakarta.

Untuk merealisasikan proyek itu, dibutuhkan gotong royong dari instansi terkait bersama masyarakat.

Saat ini Dinas Perindustrian dan Energi telah membangun sekitar 800 drainase vertikal ditambah 1.000 lokasi lain yang dibangun atas inisiatif Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta.

Sejumlah Pemerintah Kota Administratif di Jakarta juga memulai kolaborasi bersama masyarakat untuk kegiatan serupa.

Misalnya Jakarta Timur yang saat ini membutuhkan 900 ribu drainase vertikal. Wali Kota M Anwar menggandeng kalangan pengusaha dan tokoh masyarakat untuk merealisasikan kebutuhan itu.

"Sesuai kajian perlu 900 ribu sumur resapan, tentunya pemerintah tidak bisa bekerja tanpa bantuan pihak terkait," kata Anwar.

Rintisan drainase vertikal itu saat ini ada di Jalan DI Panjaitan sebanyak dua sumur. Kemudian di Kecamatan Jatinegara mulai dari Kodam Jaya hingga Pasar Gembrong sebanyak 40 sumur.

Anwar mengatakan, drainase vertikal dibuat sedalam 20 meter dengan pipa empat inci di Jalan DI Pandjaitan, depan Kantor Kecamatan Jatinegara.

Dalam uji coba itu, air hujan yang turun selama tiga hingga empat jam pada 20-21 September 2020 di wilayah Jakarta Timur bisa terserap maksimal.

Hasilnya genangan karena air cepat surut. Setelah diukur satu sumur bisa menampung empat titik air saat hujan turun di Jalan DI Panjaitan.

"Sangat bermanfaat sekali karena dapat mengurangi debit air dari saluran air di Jalan DI Pandjaitan dan dari Jalan Tol Becakayu (Bekasi–Cawang–Kampung Melayu)," kata Anwar.

Ke depan, Wali Kota menargetkan 40 titik sumur resapan air di sejumlah lokasi genangan air di wilayah Jatinegara, mulai dari Kodam Jaya-Pasar Gembrong.

 

Drainase vertikal adalah salah satu bentuk ikhtiar masyarakat Jakarta dalam upaya mengantisipasi musibah yang melanda kawasan setempat. Konsep itu bisa jadi berkontribusi besar pada penyelamatan Ibu Kota bila dalam realisasinya melibatkan kolaborasi yang masif dari seluruh lapisan masyarakat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement