REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah tetap siaga dan melakukan pencegahan meski terjadi penurunan luasan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada 2020 dibandingkan tahun lalu. Demikian diungkapan Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KHLK), Basar Manulang.
Menurut data KLHK, luas lahan yang terbakar dalam periode Januari-September 2020 seluas 206.753 hektare (ha) dibandingkan periode yang sama pada 2019 seluas 869.503 ha. Angka itu menunjukkan penurunan luas karhutla sekitar 76,2 persen.
"Kondisi seperti ini tidak membuat kita lengah karena juga didukung dengan kondisi cuaca yang bisa menekan terjadinya karhutla, selain upaya-upaya atau kerja lapangan yang sudah dilakukan teman-teman yang tergabung dalam Satgas Karhutla," kata Basar Manulang dalam konferensi pers virtual KLKH tentang antisipasi pengendalian kebakaran hutan di Pulau Jawa, dipantau dari Jakarta, Selasa.
Terkait antisipasi karhutla di wilayah Jawa, Basar mengatakan melihat prakiraan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pemerintah akan tetap mewaspadai potensi karhutla di beberapa provinsi di pulau tersebut.
Berdasarkan data KHLK, sampai Agustus 2020 sekitar 181 ha lahan terbakar di DI Yogyakarta, 1.221 ha di Jawa Timur, 1.516 di Jawa Barat, dan 2.721 di Jawa Tengah. "Ancaman karhutla di Pulau Jawa masih ada meski Indonesia sudah memasuki musim hujan," kata Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Fachri Radjab yang hadir dalam konferensi pers itu.
"Berdasarkan Sistem Peringatan Dini dan Kebakaran Hutan BMKG yang dibuat setiap hari, pada tujuh hari ke depan ada daerah-daerah yang berpotensi karhutla, seperti Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur," kata Fachri.
Dalam prediksi untuk periode 6-11 Oktober 2020, BMKG melihat ada potensi mudah terbakar di wilayah selatan Banten, sedangkan untuk Jawa Barat risiko berada di pesisir utara.
Selain itu, Jawa Tengah daerah timur dan pesisir utara masih ada potensi mudah terjadi kebakaran dan di Yogyakarta terutama di bagian timur. Sedangkan untuk Jawa Timur, BMKG melihat masih banyak daerah yang memiliki risiko karhutla seperti daerah utara.