REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 225 mahasiswa Institut Perguruan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ), Jalan Batan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, dinyatakan positif Covid-19. Penyebarannya diduga berawal dari pengelola kantin kampus.
Direktur Asrama PTIQ, Pangadilan Daulay, mengatakan sebelum ratusan kasus sudah terdapat tiga mahasiswanya yang positif Covid-19 pada akhir Agustus lalu. Namun, ia meyakini penyebaran awal bukan dari tiga mahasiswa tersebut.
Kasus pada akhir Agustus itu, papar dia, bermula dari seorang mahasiswa yang orang tuanya dinyatakan positif Covid-19. Padahal, mahasiswa itu ketika hendak masuk asrama membawa surat hasil rapid test dengan hasil non-reaktif.
Ketika dilakukan tes ulang dengan metode swab, ternyata mahasiswa itu positif Covid-19. Tracing alias pelacakan pun dilakukan di asrama kampus PTIQ. "Empat teman sekamarnya diperiksa juga untuk swab. Dua positif, dua negatif," kata Daulay kepada Republika.co.id, Selasa (6/10).
Mereka bertiga, kata dia, lantas dirawat di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat. Setelah itu, tak ada lagi mahasiswa asrama PTIQ yang positif Covid-19 maupun yang menunjukkan gejala.
Namun, sekitar sebulan berselang atau pada akhir September mendadak ratusan mahasiswa asrama PTIQ dinyatakan positif Covid-19. Padahal para mahasiswa, pengajar, maupun pengelola kampus tak dibolehkan meninggalkan area kampus. Kemungkinan tertular di luar asrama, kata Daulay, sangat kecil.
Daulay menduga, penyebarannya berawal dari pengelola kantin. "Karena tidak mungkin dari tiga (kasus akhir Agustus) merambat jadi ratusan orang," ucapnya.
Ia menduga penyebaran awal dari pengelola kantin lantaran salah seorang pengelola kantin kampus tersebut lebih dulu dinyatakan positif Covid-19. Pengelola kantin itu diduga terjangkit Covid-19 saat berbelanja di pasar.
"Diperkirakan dari sana sumbernya. Setiap anak yang makan kan dilayani sama dia. Di sini diperkirakan penyebaran yang luar biasa," ungkap Daulay.
Daulay menceritakan, tracing atau pelacakan dilakukan Puskesmas Cilandak dan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan pada Selasa (29/9) pekan lalu. Hasilnya, dari 409 mahasiswa penghuni asrama ratusan di antaranya positif Covid-19.
Ia mengaku tak tahu angka pastinya. Kendati demikian, ia menyebut, tak semua yang positif itu adalah mahasiswa. Beberapa di antaranya adalah 17 pengajar, dua staf tata usaha, dan satu office boy alias pramukantor. "Selebihnya mahasiswa," kata dia.
Komandan Lapangan RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Letkol Laut Muhammad Arifin, mengatakan, jumlah positif Covid-19 dari PTIQ sebanyak 225 orang. Sebagian bergejala, sebagian lain masuk kategori orang tanpa gejala (OTG).
Petugas kesehatan menjemput mereka menggunakan bus dalam tiga gelombang. Gelombang pertama sebanyak 53 orang, kata Arifin, tiba pada Ahad (4/10) di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat.
Gelombag kedua sebanyak 161 orang, juga datang pada Ahad. Namun mereka diisolasi di Wisma Karantina Pademangan, Jakarta Utara karena masuk kategori OTG.
Gelombang ketiga datang pada Senin (5/10) siang di Wisma Atlet Kemayoran. “Kesimpulannya, jumlah pasien yang berasal dari PTIQ, Cilandak, Jakarta selatan, yang dikirim ke RSDC Wisma Atlet Kemayoran sejumlah 64 orang dan yang dikirim ke Wisma karantina Pademangan sejumlah 161 orang. Jadi total seluruhnya sebanyak 225 orang," ungkap Arifin dalam keterangan tertulisnya, Selasa.
Kasus Covid-19 dari asrama PTIQ ini masih mungkin bertambah. Sebab, masih terdapat sejumlah mahasiswa yang hasil tes swab-nya belum keluar. Kepala Suku Dinas Kesehatan Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Selatan (Jaksel), M Helmi mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil tes swab terhadap sejumlah mahasiswa. Namun, ia mengaku tak mengetahui jumlahnya.
"Tracing sudah selesai. Tinggal menunggu hasil. Ada beberapa yang belum (keluar hasil swab-nya). Angka pastinya ada di Dinas Kesehatan," kata Helmi.