Selasa 06 Oct 2020 00:05 WIB

IDI: Covid-19 Susah Ditebak

IDI belum bisa memprediksi kapan Covid-19 di Indonesia berada di puncak kasus.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati / Red: Agus Yulianto
Ilustrasi Covid-19
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus baru harian virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) di Indonesia selama dua hari terakhir cenderung turun. Kendati demikian, Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengatakan, infeksi Covid-19 sulit diprediksi.

"Covid-19 susah ditebak karena memang polanya selalu berubah-ubah," kata Wakil Ketua Umum PB IDI Slamet Budiarto saat mengisi konferensi virtual Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bertema 'Pembukaan Hotel Isolasi Mandiri dan Pengaruhnya Terhadap Wisma Atlet', Senin (5/10).

Dia mencontohkan, infeksi Covid-19 Indonesia selama Maret dan April. Saat itu, dia menyebutkan, kasus Covid-19 banyak terjadi di DKI Jakarta, kemudian tren itu bergeser ke Surabaya, Jawa Timur dan wilayah sekitarnya sedangkan kasus di DKI Jakarta mulai turun.

"Kemudian saat kasus Covid-19 di Jatim mulai turun, ternyata kasus di DKI Jakarta mulai meledak naik," katanya.

Karena itu, pihaknya belum bisa memprediksi kapan Covid-19 di Indonesia berada di puncak kasus atau sebaliknya kasus Covid-19 di Tanah Air kini memang melandai atau turun. 

"Di negara-negara lain juga sama. Sangat jarang ada negara yang nol kasus, karena rata-rata terus terjadi infeksi baru," ujarnya.

Sebelumnya, kasus harian Covid-19 dalam dua hari terakhir dibawah 4 ribu. Berdasarkan informasi dari BNPB, hari ini ada penambahan 3.992 kasus baru, Ahad (4/10) sehingga total pasien Corona di Indonesia saat ini sebanyak 303.498 orang. Kemudian kasus harian Covid-19 bertambah 3.622 per Senin (5/10). Sehingga, total kasus nasional hari ini mencapai 307.120. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement