REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kota Surabaya, Jawa Timur, menjadi tuan rumah perayaan Hari Habitat Dunia (World Habitat Day), yang akan mulai digelar pada Senin (5/10) malam besok. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku bangga Kota Surabaya dipilih menjadi tuan rumah perayaan Hari Habitat Dunia yang digelar UN-Habitat, badan PBB yang bergerak di bidang permukiman dan pembangunan kota berkelanjutan setiap hari Senin pertama di Bulan Oktober.
"Terus terang saya bangga sekali, Surabaya sudah diperhatikan dunia. Ini bukan events saya, tapi ini events kota," kata Risma.
Apalagi, Risma mengaku tidak perlu mengeluarkan uang banyak, tapi sudah bisa menarik mereka untuk perhatian kepada Kota Surabaya. Risma melanjutkan, itu artinya apa yang sudah dikerjakan oleh semua stakeholder di Surabaya, mulai dari masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan media sudah on the track.
Menurutnya, menjadi tuan rumah adalah pencapaian seluruh warga Surabaya. Sebab, kata dia, proses menjadi tuan rumah ini harus melewati bidding dengan berbagai kota lainnya di seluruh dunia. Apalagi, banyak sekali kota di berbagai dunia yang ingin menjadi tuan rumah penyelenggaraan Hari Habitat Dunia ini.
"Alhamdulillah Surabaya bisa menang dan terpilih menjadi tuan rumah," ucapnya.
Ia juga memperkirakan, alasan dipilihnya Surabaya menjadi tuan rumah karena Surabaya dinilai layak. Selain penanganan lingkungan dan perekonomian yang baik, Wali Kota Risma juga pernah meraih penghargaan Scroll of Honour pada peringatan Hari Habitat Dunia di Nairobi, Kenya, tahun 2018.
"Saya dianugerahi penghargaan itu karena dinilai berhasil melakukan penataan kota yang ramah lingkungan," ujarnya.
Presiden United Cities and Local Government (UCLG) Asia Pasific (Aspac) atau Asosiasi Pemerintah Kota di Asia Pasifik ini juga menjelaskan bahwa nantinya acara perayaan Hari Habitat Dunia itu akan dibuka di halaman Balai Kota Surabaya pada Senin malam.
Saat acara itu, kata dia, akan ada panggung penampilan parade seni, pemberian penghargaan kepada lima pemenang UN-Habitat Scroll of Honour yang berasal dari Uganda, Malaysia, Nepal, Colombia, dan Mexico. Namun, karena ada beberapa kendala di tengah pandemi ini, yang hadir ke Surabaya hanya dua orang pemenang.
"Jadi, nanti di acara itu akan dihadiri oleh kurang dari 100 tamu dari berbagai negara. Tentunya, nanti kita akan atur dengan protokol yang sangat ketat, karena masih di masa pandemi," katanya.
Saat acara pembukaan itu, Risma memastikan bahwa akan ada sambutan dari beberapa tokoh, salah satunya Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan Presiden RI Joko Widodo, serta beberapa tokoh lainnya. Acara itu juga akan diikuti secara daring oleh berbagai negara di dunia.
"Saat itu, juga akan ada peluncuran Platform The Urban Agenda oleh Direktur Eksekutif UN Habitat, Maimunah Mohd. Sharif, dan dilanjutkan dengan peluncuran Kampanye Permukiman untuk semua melalui cuplikan film pendek," jelasnya.
Keesokan harinya, Selasa (6/10), akan ada seminar atau diskusi yang juga bisa diikuti oleh 193 negara anggota PBB. Hingga saat ini sudah ada 800-an negara yang mendaftar untuk mengikuti seminar di Hari Selasa itu.
"Nah, di tengah waktu kosongnya, para tamu yang hadir ke Surabaya itu akan diajak untuk berkunjung ke kampung-kampung, taman kota, dan akan diajak untuk menikmati Sungai Kalimas menggunakan perahu," ujarnya.
Oleh karena itu, Risma berharap dengan terpilihnya Surabaya menjadi tuan rumah World Habitat Day ini, ke depannya banyak orang yang tertarik mengunjungi dan menjalin kerjasama dengan Surabaya. Makanya, ia meminta kepada warga Kota Surabaya untuk bersama-sama menunjukkan bahwa Surabaya ramah untuk mereka.
"Persaingan kota sangat ketat di dunia. Tidak boleh dilewatkan kesempatan ini. Harus jadi tuan rumah yang baik. Ini cara yang baik. Surabaya tidak memiliki kekayaan alam atau pemandangan yang baik, sehingga tata kota harus diperbaiki dan ditunjukkan," katanya.