REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendorong penguatan kelembagaan koperasi nelayan di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, sebagai upaya peningkatan kehidupan nelayan yang lebih sejahtera.
"Saya mendapatkan tugas dari Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan taraf kesejahteraan nelayan, salah satu caranya dengan memperkuat koperasi di sektor perikanan," kata Teten saat kunjungan kerja dan melakukan pertemuan dengan para nelayan di Kecamatan Muncar, Banyuwangi, Jumat (2/10).
Menurut dia, Muncar adalah salah satu sentra perikanan di Indonesia dan nelayannya cukup tangguh. Kunjungan kerjanya ke Muncar ingin mendorong transformasi aktivitas ekonomi nelayan dan ingin meningkatkan ekonomi dari skala nelayan kecil menjadi nelayan kuat dan hebat.
Ia menyampaikan bahwa pemerintah pusat mengajak para nelayan agar tidak lagi bekerja perorangan, tapi bergabung dalam koperasi yang lebih besar.
"Jadi, mulai sekarang nelayan jangan lagi menjadi nelayan perorangan tapi harus bergabung dalam koperasi agar bisa lebih berdaya," ujarnya.
Menteri Koperasi mengatakan, saat ini pihaknya bersama dengan Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) sudah memiliki bisnis model untuk koperasi nelayan dalam pengembangan usaha, modernisasi dan memperluas usaha.
"Konsep kami ini korporatisasi atau pembentukan badan hukum usaha rakyat. Nanti nelayan menjual produk ke koperasi, urusan ke pasar biarkan koperasinya yang mengurusi. Karena tentu kemampuan nelayan kan terbatas, belum lagi kalau pembelinya bayarnya mundur. Masalah semacam ini, nantinya bisa ditengahi lewat koperasi," ujarnya.
Sehingga, lanjut dia, dengan model bisnis ini koperasi akan melindungi nelayan dari permainan harga. Karena itu, koperasi harus diperkuat pembiayaannya untuk dapat menyerap hasil tangkapan nelayan dan membantu pemberian modal nelayan, serta memperkuat investasi untuk alat produksi.
"Karena koperasi yang ideal harusnya juga bisa melakukan kegiatan produksi dan bisa mengolah hasil tangkapan nelayan. Nah lembaga koperasi bisa berinvestasi terhadap alat-alat produksi tersebut," ujarnya.
Menteri Koperasi juga menyampaikan hal yang sama juga akan dilakukan di pelaku bisnis mikro UMKM, dan untuk di Banyuwangi sendiri, pihaknya sangat tertarik untuk meningkatkan skala UMKM di bidang pariwisata hingga pertanian.
"Salah satu cara untuk mengatasi kemiskinan yang harus digerakkan adalah UMKM. Untuk memperbesar skala ekonomi mereka, UMKM perorangan harus bergabung dalam skala ekonomi besar, kami istilah korporatisasi UMKM. Kami sedang melatih sejumlah UMKM kelas menengah untuk ditingkatkan," ujarnya.
Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan melakukan digitilisasi. Karena dengan TI, akselerasi usaha UMKM bisa lebih cepat.
"Kami ingin ikut membantu perkembangan UMKM yang sudah maju ini. Salah satunya lewat platform digital, bagaimana menghubungkan usaha rakyat dengan pasar yang lebih luas," ujarnya.
Sementara itu, Bupati Abdullah Azwar Anas menyambut baik upaya peningkatan kesejahteraan nelayan hingga UMKM daerah melalui kelembagaan koperasi yang akan dilakukan oleh Kementerian Koperasi dan UKM.
"Kehadiran dukungan kementerian bagi sektor usaha di daerah tentunya sangat berarti bagi kami. Kami berharap akan semakin menggeliatkan perekonomian, baik para nelayan dan sektor UMKM, terutama di tengah suasana pandemi ini," katanya.
Menurut Anas, daerah akan mendukung semua upaya peningkatan kelembagaan koperasi tersebut, dan diharapakn dengan program ini nelayan dan UMKM daerah dapat semakin meningkat kesejahteraannya. Data di Pemkab Banyuwangi, saat ini di daerah paling timur di Pulau Jawa itu terdapat 649 koperasi yang aktif melakukan usaha