REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia selalu muncul tiap tahun, terutama selama pekan-pekan akhir September.
Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute Karyono Wibowo menyoroti isu kebangkitan PKI yang terus dihidupkan saat ini.
Menurutnya, hal itu terjadi karena sebagian politisi masih menjadikan isu G30S PKI sebagai kepentingan politik. Karyono menduga isu kemunculan PKI bakal terus bertahan.
"Tiap tahun berulang isunya karena dikelola. Isu itu dikelola terus sampai sekarang di masa setelah reformasi oleh elit politik demi tujuan tertentu," kata Karyono dalam keterangannya, Kamis (1/10).
Karyono menilai para elite politik dengan pertimbangan matang memelihara "hantu-hantu" PKI untuk menakut-nakuti. Dengan demikian bisa menarik keuntungan lewat simpati masyarakat akan peristiwa di masa lalu lampau.
"Isu PKI, komunisme terus ada. Mengapa terus terjadi terus-terusan, karena isu itu dikelola. Dikelola oleh sejumlah elite politik yang gunakan isu PKI sebagai alat propaganda untuk menjatuhkan lawan politik," ujar Karyono.
Karyono menyebut isu PKI lekat dengan rezim Orde Baru yang sering mempropogandakannya lewat pemutaran film G30 S PKI ke masyarakat. Tapi sejak era reformasi kebijakan itu dihentikan oleh Letjen (purn) Yunus Yosfiah dengan persetujuan Presiden BJ Habibie. Kemudian pemutaran film ini coba diangkat lagi oleh panglima TNI dijabat Jend (Purn) Gatot Nurmantyo.
Karyono mengatakan sulit menyudahi isu PKI bertebaran. Pasalnya ada yang merasa butuh isu ini agar melanggengkan kepentingan.
"Propaganda yang dilakukan tidak lagi efektif. Bahkan gagal, meski selalu muncul lagi. Saya juga heran mengapa isunya selalu didengungkan dan digunakan untuk jatuhkan lawan politik," ucap Karyono.