REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi VIII DPR Yandri Susanto mengecam adanya laporan sikap otoritas China yang telah menghancurkan ribuan masjid di Xinjiang. Dia mendorong pemerintah Indonesia segera bertindak terhadap laporan tersebut.
"Saya mendapat info bahwa terdapat ribuan masjid dihancurkan oleh Pemerintah China, pelanggaran HAM juga terjadi di sana. Pemerintah kita harus cepat bertindak,” ujar Yandri, Senin (29/9).
Masjid merupakan tempat suci dan beribadah bagi seluruh umat Islam. Sehingga penghancuran tersebut menunjukkan adanya tindakan rasis dalam kehidupan beragama.
"Bukan hanya masjid, tetapi semua tempat ibadah seluruh agama jika diperlakukan seperti itu akan kita protes,” tegas Yandri.
Jika pemerintah Indonesia tidak segera bertindak, ditakutkannya hal itu akan membuat kegaduhan di dalam negeri. khususnya terhadap masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia.
“Jika pemerintah kita tidak lakukan protes lewat Dubes China atau lainnya, maka saya khawatirkan akan terjadi kekacauan di sini," ujar politikus Partai Amanat Nasional (PAN) itu.
Sebelumnya, Institut Kebijakan Strategis Australia (Aspi) telah merilis laporan pada Kamis lalu, yang memperkirakan bahwa 16 ribu masjid di Xinjiang telah dihancurkan atau rusak akibat kebijakan pemerintah. Penghancuran masjid itu sebagian besar terjadi sejak 2017.
Perkiraan ini dibuat menggunakan citra satelit dan berdasarkan sampel dari 900 situs keagamaan sebelum 2017, termasuk masjid, tempat suci, dan situs keramat.
Menurut laporan Aspi, pemerintah China telah memulai kampanye sistematis dan sengaja untuk menulis ulang warisan budaya di Wilayah Otonomi Uighur Xinjiang, dalam rangka membuat tradisi budaya asli tunduk pada 'bangsa China'.