REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUR -- Dalam rangka memperingati Hari Tani se-Dunia, Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman, meresmikan Rumah Produksi Kopi Geddong Forum Masyarakat Petani (FORMAP) di Desa Lampur, Kecamatan Sungai Selan, Senin (28/9). Produksi kopi lokal diharapkan dapat memenuhi kebutuhan lokal dan untuk merebut pasar, harus benar-benar dipastikan produksi kopi Babel punya kelebihan serta memiliki ciri khas.
Dalam sambutannya, Gubernur Erzaldi menyampaikan apresiasi serta memotivasi petani untuk meningkatkan produksinya. "Pada intinya saya sangat mendukung. Sudah menjadi kewajiban kami untuk terus mendorong petani terus menanami hutan produksi dengan berbagai jenis komoditi, salah satunya komoditi kopi. Tahun 2021 pemprov menargetkan penanaman kopi seluas 1.500 hektare (ha) untuk wilayah Kabupaten Bangka, Belitung Timur, dan Bangka Tengah," ungkapnya.
Gubernur Erzaldi mengatakan agar petani menggunakan bibit kopi unggul. "Jangan terlalu nafsu menanam jika asal usul bibit belum jelas, upayakan menanam bibit dengan bimbingan penyuluh pertanian maupun BNPT," ujarnya.
Ciri khasnya kopi geddong adalah kopi organik. Budi daya kopi ini juga menggunakan pupuk organik. Dengan ciri khas tersebut, mereka sudah punya pasar sampai ke Bali, Banten, Semarang, dan Bandung.
"Sehingga saya yakin usaha ini akan semakin luas. Kehadiran Formap ini dapat serius menangani komunitas petani kopi dan bisa menjadi mitra pemerintah dalam mengembangkan komoditi kopi di Babel," ujarnya.
Gubernur Erzaldi juga memberikan dukungannya dengan menginisiasi kerja sama dengan SMK 1 Sungaiselan dalam bentuk usaha bersama, membuka kafe khusus bagi penikmat kopi di Babel.
Sementara itu, Ketua Formap Babel, M. Syarif mengungkapkan bahwa, kelompoknya sudah menanam kopi di areal seluas 400 ha. "Selain itu kita sudah memyediakan bibit untuk kopi untuk 700 ha. Target kita pada tahun 2021 mendatang yakni bisa menanam sampai dengan 3.500 ha," ungkapnya.
Formap sendiri sudah dibentuk sejak tahun 2008 dengan tujuan untuk menyejahterakan petani. "Melalui forum ini kami memberikan edukasi mulai dari pembibitan, penanaman sampai pada pengolahan, dan cara memproduksi kopi kepada petani," ungkapnya.
Sampai saat ini rumah produksi geddong telah mampu memproduksi kopi sebanyak satu ton per bulan. Kopi produksi rumah kopi geddong memiliki tiga tingkatan rasa, mulai dari light roast, medium roast, dan sampai pada dark roast coffee.
"Kita membeli kopi langsung dari petani, untuk saat ini karena jumlah kopi yang dipanen masih sedikit, kita baru bisa memproduksi dan menjual kopi sebanyak satu ton perbulannya. Ada dua jenis kopi yang kita jual, yakni kopi robusta dan kopi arabika. Selain menjual kopi dalam bentuk bubuk dan biji, kami juga memanfaatkan komoditi ini untuk kecantikan salah satunya masker kopi," pungkasnya.
Pada kesempatan tersebut Gubernur Erzaldi menyempatkan diri untuk meninjau tempat produksi kopi geddong dan mencicipi jenis-jenis kopi hasil produksi rumah kopi geddong. Gubernur Erzaldi juga didampingi oleh kepala dinas pertanian, kepala dinas kehutanan, kepala kesbangpol, Kapolsek Sungaiselan, tokoh masyarakat, petani kopi, dan masyarakat sekitar.