REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri mengajak semua pihak untuk saling mengawasi tindakan korupsi yang ada di lingkungan masing-masing. Dia mengatakan, publik tidak perlu takut berteriak antikorupsi.
"Banyak yang membenci korupsi namun tidak sedikit yang hanya diam sehingga (korupsi) kejahatan atas kemanusiaan tersebut bisa terjadi," kata Firli Bahuri dalam keterangan, Kamis (25/9).
Dia berpendapat bahwa yang menumbuhkan kejahatan korupsi seringkali adalah ketidakpedulian dari masing-masing individu. Dia mengatakan, dibutuhkan peran aktif setiap lapisan masyarakat untuk mencegah tindakan korupsi.
Dia meminta masyarakat untuk tidak diam namun melawan dan melaporkan praktik korupsi sedini mungkin. Dia mengatakan, hal tersebut agar penyakit kronis ini dapat dicabut hingga ke akar-akarnya.
Hal tersebut disampaikan Firli guna memperingati Hari Agraria dan Tata Ruang Nasional. Dalam kesempatan itu dia menyindir mantan Kepala Kantor Wilayah BPN Kalimantan Barat 2012-2016 dan Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi Jawa Timur 2016-2018 serta bekas Kabid Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah kantor BPN Kalimantan Barat.
Dia mengatakan, mereka dijadikan pesakitan oleh KPK karena perilaku koruptifnya. Dia mengatakan, kelakuan dua oknum pejabat BPN yang meminta gratifikasi atas pengurusan izin lahan itu sudah tentu menjadi faktor penghambat investasi para pengusaha di daerah. "Sehingga berimbas pada melambatnya perkembangan dan pengembangan ekonomi daerah khususnya ekonomi rakyat sekitar," katanya.