REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petugas UPK Badan Air Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengangkat 2.832 meter kubik sampah berupa kayu bercampur limbah rumah tangga di Pintu Air Manggarai pada Selasa malam.
Kepala Satuan Pelaksana Wilayah Kerja Jakarta Pusat UPK Badan Air DLH DKI Jakarta Farry Andiko di Jakarta, Selasa, menyebutkan pihaknya mengerahkan kekuatan penuh untuk membersihkan Pintu Air Manggarai dari tumpukan sampah Ciliwung yang mencapai ribuan meter kubik itu.
"Total ada 200 personel yang kita kerahkan, gabungan dari Sudin LH Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan serta berbantuan dari Dinas Sumber Daya Air," kata Farry.
Tumpukan sampah di Pintu Air Manggarai itu didominasi batang pohon, bambu hingga akar pohon yang terbawa arus saat debit air di Bendung Katulampa, Bogor, Jawa Barat, meningkat status siaga satu banjir pada Senin malam.
Dikatakan Farry, sampah ribuan meter kubik tiba di Pintu Air Manggarai dalam bentuk gelondongan, kemudian petugas UPK Badan Air Dinas LH DKI Jakarta mengangkut sampah tersebut sekitar pukul 03.30 WIB.
Petugas menurunkan 57 unit truk yang disiapkan untuk membawa sampah ke TPU Bantar Gebang, Bekasi.
Menurut Farry, peningkatan status siaga satu kondisi debit air di Bendung Katulama itu seperti yang terjadi saat banjir melanda Jakarta pada 10 Oktober 2019 lalu, dengan membawa volume sampah yang cukup banyak ke Pintu Air Manggarai.
Farry menambahkan volume sampah pada tahun ini lebih banyak dibandingkan data tahun sebelumnya. UPK Badan Air Dinas LH DKI Jakarta mencatat total volume sampah terangkut pada 10 Oktober 2019 sebanyak 2.296 meter kubik pada pukul 16.00 WIB.
Sedangkan catat volume sampah terangkut hari ini hingga pukul 17.20 WIB sebanyak 2.832 meter kubik. Kali ini, voume sampah hampir menyaingi volume sampah yang terangkut pada saat banjir awal tahun yang terjadi pada 1-3 Januari 2020, yakni sebanyak 2.834 meter kubik.
Menghadapi musim hujan tahun ini, Farry menyatakan petugas UPK Badan Air Dinas LH DKI Jakarta lebih siap baik dari sisi personel, armada hingga kekuatan sarana prasarana. "Kita siap dan siaga 24 jam, mengantisipasi, jangan sampai sampah-sampah ini terlambat diangkut," ujar Farry.