Selasa 22 Sep 2020 16:15 WIB

BNPB: Terjadi Anomali Perubahan Iklim di 2021

BNPB dan pihak terkait tetap bersiap menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus Yulianto
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Monardo.
Foto: ANTARA/PUSPA PERWITASARI
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Monardo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan, terjadi anomali iklim di Indonesia pada 2020. Hal ini disebabkan oleh perubahan iklim yang berbeda dari tahun sebelumnya.

Dia mencontohkan, pada September tahun lalu, terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di daerah Kalimantan. Namun, pada September tahun ini tak terjadi hal tersebut.

"Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat sekarang masih hujan. Padahal, tahun lalu, sepanjang rute yang kami lalui dari mulai Banjarmasin kemudian ke Palangkaraya sepanjang rute penerbangan nyaris kami terkepung kabut asap," ujar Doni dalam rapat kerja dengan Komisi VIII DPR, Selasa (22/9).

Hal yang sama juga terjadi di DKI Jakarta. September tahun lalu, curah hujan di ibu kota Indonesia itu tak tinggi. Sehingga menyebabkan kualitas udara saat itu buruk.

Hal tersebut tak terjadi pada September 2020, di mana kualitas udara di DKI Jakarta cenderung lebih bersih. Hal ini disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan pandemi Covid-19.

"Karena faktor pandemi temperatur kendaraan kurang, tetapi adalah curah hujan kita saksikan kemarin mulai dari siang sampai sore, bahkan di beberapa tempat terjadi banjir," ujar Doni.

Meski begitu, BNPB dan pihak terkait lainnya tetap bersiap menghadapi potensi bencana yang ada. Khususnya di daerah yang memiliki potensi ancaman bencana hidrometeorologi.

"Untuk mempersiapkan diri lebih siap lagi sehingga bisa mengurangi risiko dan bisa menghindari terjadinya kerugian harta benda dan khususnya korban jiwa," ujar Doni.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement