REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Dinas Sosial Jawa timur bekerja sama dengan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial (B2P3KS) Kemensos menandatangani kerja sama dalam upaya pengentasan kemiskinan berbasis riset. Pengentasan kemiskinan yang dimaksud adalah dengan cara peningkatan layanan kesejahteraan sosial.
"Karena pada hakikatnya apa yang kami lakukan di Dinsos ini adalah pemberian layanan untuk peningkatan kesejahteraan sosial," kata Kadinsos Jatim, Alwi di kantornya, Surabaya, Senin (21/9).
Alwi mengatakan, Jawa Timur memiliki Pekerjaan Rumah untuk bisa menurunkan angka kemiskinan. Dimana angka kemiskinan di Jatim merupakan yang tertinggi tingkat nasional. Menurut Alwi, salah satu usaha yang bisa dilakukan untuk menurunkan angka kemiskinan tersebut adalah dengan melakukan upaya peningkatan kesejahteraan sosial secara akurat."Program-program cukup banyak tapi diharapkan bisa memberikan kontribusi positif, kontribusi nyata bagi penurunan angka kemiskinan," kata Alwi.
Alwi menyatakan, kerja sama yang ditandatangani bisa menjadi panduan untuk mengetahui program yang dijalankan sudah benar-benar berdampak positif bagi penurunan angka kemiskinan. "Kalau belum, di mana yang salah. Dengan penelitian B2P3KS nanti akan menjawab untuk menjalankan program itu," kata Alwi.
Kepala B2P3KS Kemensos, Santi Utami Dewi mengatakan, program-program yang dijalankan tanpa basis penelitian, akan sulit mendapatkan hasil maksimal. Lewat kerja sama yang dijalin, kara Utami, akan bisa dilihat sudah sejauh mana program-program yang dijalankan Kemensos dan didukung Pemerintah Provinsi Jatim.
"Jadi sudah sejauh mana itu memberikan dampak positif untuk keluarga penerima manfaat (KPM). Kita tahu begitu banyak bansos yang disalurkan. tapi apakah itu membawa dampak kalau gak diteliti itu akan sia-sia. itu lah yang akan menjadi pijakan program-program ke depannya," kata Utami.
Utami melanjjutkan, program-program yang diluncurkan Kemensos juga banyak yang dimodifikasi oleh pemerintah daerah. Lewat kerja sama yang dijalin, akan juga diketahui sejauh mana efektivitas modifikasi yang dilakukan. Apakah perlu dilakukan perubahan atau dilanjutkan. "Ini pintu sudah perbuka. Kita sudah berdiskusi program-program apa saja yang perlu diintervensi dengan riset," kata Utami.