REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Komjen Pol Boy Ramli Amar mengatakan, pihaknya tengah mendalami kasus penusukan Syekh Ali Jaber di Bandar Lampung, Lampung. Termasuk kondisi kejiwaan dari sang pelaku, yang diklaim keluarga mengalami gangguan kejiwaan.
“Memang ada informasi yang menyatakan, terutama dari pihak lingkungan dan keluarga, bahwa yang bersangkutan dalam lima tahun terakhir mengalami semacam gangguan jiwa. Hal itu pernah dibuktikan dengan adanya pemeriksaan di rumah sakit tahun 2016, tentunya kita tidak percaya begitu saja,” ujar Boy dalam rapat kerja dengan Komisi III DPR, Selasa (15/9).
BNPT juga berkoordinasi dengan aparat penegak hukum untuk mendalami kasus penusukan Syekh Ali Jaber. Untuk membuktikan kondisi kejiwaan terkini dari si pelaku.
“Untuk melakukan pendalaman lebih lanjut, terutama berkaitan dengan masalah apakah yang bersangkutan benar-benar gila atau pura-pura gila, ini sedang kita lakukan dengan pemeriksaan,” ujar Boy.
Selain itu, BNPT juga sedang menyelidiki apakah pelaku terafiliasi dengan kelompok teroris tertentu. Termasuk jejak digital dari sosok penyerang. “Itu sementara yang terus kami dalami,” ujar Boy.
Diketahui, pendakwah Syekh Ali Jaber mengalami insiden penusukan saat memberi ceramah di Bandar Lampung, Ahad (13/9). Melalui akun Youtube-nya, Syekh Ali Jaber, ulama yang lahir di Arab Saudi itu memberikan penjelasan soal insiden penusukan itu.
Saat menyampaikan klarifikasinya itu, Syekh Ali Jaber terlihat berada di sebuah ruangan rumah sakit. Dia memakai kaos oblong warna putih dan di tangan kanannya bajunya terlihat bersimbah darah.
"Saya bisa selamatkan karena Allah takdirkan saya angkat tangan ke posisi ke depan leher dan dada. Dan tusukan cukup keras, kuat dan cukup dalam. Sampai separuh pisau masuk ke dalam cukup dalam," kata Syekh Ali Jaber.