REPUBLIKA.CO.ID,MAKASSAR Sampah rumah tangga mendominasi produksi sampah di Kota Makassar yang rata-rata mencapai 900 ton per hari yang dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA) Tamangapa, Antang, Makassar. Hal itu dikemukakan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Makassar H Andi Iskandar di Makassar, Selasa (8/9).
Dia mengatakan, sampah rumah tangga itu yang merupakan sampah organik hendaknya dapat dimanfaatkan menjadi pupuk kompos dan yang anorganik dapat dimanfaatkan menjadi bahan kerajinan tangan atau didaur ulang.
Mengenai intensitas konsumsi masyarakat saat pandemi Covid-19 baik sebelum dan pada saat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), diakui tidak terlalu signifikan menurunkan produksi sampah di Kota Makassar yang berada pada kisaran 850 ton - 900 ton per hari.
Sementara sebelum terjadi pandemi Covid-19, Dinas Lingkungan Hidup Kota Makassar mencatat 1.200 ton per hari, karena sejumlah perusahaan masih aktif berproduksi.
Terkait penanganan sampah, Core Tim World Clean up Day (WCD) Sulsel akan menggelar aksi bersih-bersih sampah pada 19 September 2020 bertepatan dengan peringatan Hari Kebersihan sedunia.
Menurut Leader Core Team WCD Sulsel Fina Irnawati pada keterangan terpisah mengatakan, kegiatan tersebut selain melibatkan pemerintah juga berkolaborasi dengan berbagai komunitas yang fokus mengelola sampah.
Hal itu diharapkan agar sampah tidak hanya berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), tetapi bisa diolah atau dimanfaatkan menjadi barang-barang yang berguna dan bernilai ekonomis.
"Karena itu butuh edukasi dan penyadaran masyarakat untuk dapat mengolah sampahnya sendiri, sebelum yang tidak dapat diolah lagi dikirim ke TPA," ujarnya.
Hal itu dibenarkan Kepala DPLH Sulsel Hasdullah. Menurut dia, persoalan sampah menjadi tanggung jawab semua pihak, sehingga tidak cukup hanya diurus satu lembaga atau dinas saja, namun harus saling bersinergi satu sama lain.