Sabtu 05 Sep 2020 05:05 WIB

Tower 4 dan 5 Wisma Atlet Diubah Jadi Flat Isolasi Mandiri

Flat ini untuk mereka yang tak memiliki tempat memenuhi syarat protokol kesehatan.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Andi Nur Aminah
Tower 4 dan 5 Wisma Atlet akan dirancang menjadi flat isolasi pasien Covid-19. Foto Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran tampak dari pesawat Microlight Trike (ilustrasi)
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Tower 4 dan 5 Wisma Atlet akan dirancang menjadi flat isolasi pasien Covid-19. Foto Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran tampak dari pesawat Microlight Trike (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Doni Monardo berencana akan menggunakan Tower 4 dan 5 Wisma Atlet Kemayoran untuk digunakan sebagai flat isolasi mandiri bagi warga yang terinfeksi virus corona SARS-CoV-2 (Covid-19). Flat isolasi mandiri ini untuk mereka yang tak memiliki tempat tinggal yang memenuhi syarat protokol kesehatan. Dua flat Wisma Atlet tersebut akan mulai digunakan pada Selasa (8/9) pekan depan.

“Pemerintah akan menyiapkan flat isolasi mandiri bagi warga yang positif Covid-19 tapi tak memiliki tempat. Rencana kami akan menggunakan Tower 4 dan Tower 5 Wisma Atlet Kemayoran sebagai Flat Isolasi Mandiri mulai Selasa (8/9) pekan depan,” kata Doni usai melakukan inspeksi Wisma Atlet, Jakarta, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Jumat (4/9).

Baca Juga

Dalam inspeksi yang dilakukan bersama perwakilan dari Kementerian Kesehatan, Kementerian PUPR, dan BUMN serta didampingi oleh Koordinator Satgas RS Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran Mayjen TNI (CKM) Tugas Ratmono, Doni berharap kebutuhan fasilitas air dan listrik dapat disiapkan dengan baik, sehingga Tower 4 dan 5 dapat segera dioptimalkan.

"Kami harapkan fasilitas air dan listrik sudah siap sehingga Tower 4 sudah dapat digunakan dan segera menyusul Tower 5,” katanya.

Dalam sepekan terakhir, penambahan warga yang terpapar virus corona jenis baru ini semakin naik. Data terbaru per hari Jumat (4/9) ini sampai pukul 12.00 WIB tercatat ada penambahan 3.269 orang dan total warga yang positif terinfeksi wabah coronavirus menjadi 187.537 orang.

Pada kesempatan yang sama, Doni Monardo yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan keprihatinan atas gugurnya 100 dokter selama wabah coronavirus ini.

Doni kembali mengingatkan bahwa seharusnya dokter dan tenaga medis menjadi benteng terakhir dalam melawan COVID-19. Dalam hal ini, masyarakat diharapkan dapat menjadi garda terdepan guna memutus mata rantai penyebaran virus corona penyebab COVID-19. Sedangkan dokter-dokter mestinya menjadi benteng terakhir. "Yang berada di garis terdepan adalah kita semua, bukan para dokter atau tenaga kerja. Kalau kita sayang dengan dokter-dokter yang merupakan aset bangsa kita harusnya patuh pada protokol kesehatan untuk memutus mata rantai penyebaran wabah coronavirus,” ujarnya.

Selanjutnya, Satgas Covid-19 juga akan menggalakkan kampanye yang mengusung tema “Pesan Ibu” untuk mensosialisasikan protokol kesehatan selama pandemi Covid-19. Menurut Doni, sosok ibu adalah figur yang sangat dihormati anak-anaknya. Sehingga dalam hal ini, ibu dapat memberikan contoh bagaimana menjalankan protokol kesehatan dengan baik dari dalam rumah.

“Kalau kita sayang dengan ibu kita tentu kita akan menjaga jangan sampai ibu kita tertular apalagi yang punya penyakit bawaan seperti jantung dan diabetes mudah tertular dan dapat menyebabkan kematian karena Covid-19," katanya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement