REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Ketua DPW PKS Sumatera Barat Irsyad Syafar menanggapi tudingan politikus PDIP Zuhairi Misrawi yang mengatakan PKS selama 10 tahun menguasa pemerintahan Provinsi Sumbar telah mengompori masyarakat untuk menolak Joko Widodo dan PDIP. Irsyad menilai, Zuhairi terlalu tendensius terhadap PKS.
Harusnya Zuhairi, kata dia, berbicara berdasarkan data dan fakta yang terjadi di Sumbar selama 10 tahun kepemimpinan Irwan Prayitno. "Tudingan Zuhairi Misrawi itu sangat tentensius. Sangat jauh dari nilai-nilai Pancasila dan nilai-nilai demokrasi. Bicaralah dengan data, realita," kata Irsyad, kepada Republika, Kamis (3/9).
Wakil Ketua DPRD Provinsi Sumbar itu mengatakan, memang di Pilpres 2014 dan Pilpres 2019 Joko Widodo selalu kalah di Sumbar. Pada Pemilu 2014, Jokowi-Jusuf Kalla hanya meraih suara 23,1 persen suara. Kalah dari Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang meraih 76,9 persen suara.
Kemudian di 2019, Jokowi-Ma'rif Amin hanya mendapatkan 14,05 persen suara. Sementara Prabowo-Sandiaga Uno meraup 85,95 persen suara di Sumbar.
Walau begitu, kata Irsyad, warga Sumbar tetap menerima Jokowi begitu sudah dinyatakan menang secara inkrah di MK dan dilantik sebagai Presiden RI 2014-2019 dan 2019-2024.
"Setelah Pak Jokowi menang 2014, berkali-kali beliau berkunjung ke Sumbar, tidak pernah ada penolakan terhadap Pak Jokowi. Tidak ada orang yang menghasut agar tolak kehadiran Pak Jokowi," ucap Irsyad.
Irsyad menjelaskan, warga Sumbar berisikan orang-orang yang berpikir rasional dan tidak dapat diintervensi kekuatan manapun di dalam urusan politik. Ia melihat setiap kali Pemilu, tidak ada satupun partai yang meraih suara mutlak di Sumbar. PKS yang notabene partai penguasa di Sumbar sejak 2010 malah tidak pernah menang atau meraih suara dominan di ajang Pemilu Legislatif.
Irsyad menilai, Zuhairi tidak faham fakta eratnya hubungan dan koordinasi antara Presiden Jokowi dengan Gubernur Irwan Prayitno. Di mana pemerintah pusat berkali-kali melontarkan pujian terhadap penanganan covid di Sumbar.
"Pak Irwan dari PKS setiap kali dipanggil menghadap Presiden, dia tidak pernah menolak. Selalu menghormati Pak Jokowi sebagai Presiden," kata Irsyad menambahkan.