REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus baru Covid-19 di DKI Jakarta pada Kamis (3/9) kembali memecahkan rekor dengan jumlah 1.406. Angka ini mengalahkan rekor sebelumnya sebanyak 1.114 pada Ahad (30/8).
Dengan pertambahan tersebut, total paparan akibat virus novel corona jenis baru ini di Ibu Kota menjadi 43.709 kasus, bertambah signifikan dari sebelumnya sejumlah 42.303.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia di Jakarta, Kamis, menerangkan bahwa penambahan 1.406 kasus Covid-19 ini, 1.137 di antara nya adalah hasil penelusuran pada 2 September 2020 dan kasus lainnya adalah akumulasi data dari 1 September yang baru dilaporkan.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyatakan sampai dengan 2 September 2020, sudah ada 750.326 sampel yang telah diperiksa dengan tes Polymerase Chain Reaction (PCR). Untuk tes 2 September 2020 dilakukan tes PCR sebanyak 7.270 spesimen. Untuk tingkat tes PCR total per 1 juta penduduk sebanyak 62.063.
Dwi menjelaskan jumlah kasus aktif yang terpapar penyakit pneumonia akibat virus corona jenis baru itu di Jakarta saat ini sebanyak 10.032 orang (bertambah 561 dari sebelumnya 9.325 orang) yang masih dirawat/isolasi. Sedangkan dari jumlah kasus konfirmasi secara total di Jakarta pada Kamis sebanyak 43.709 kasus dan 32.424 orang dinyatakan telah sembuh (bertambah 683 dibanding hari sebelumnya 31.741 orang).
[TERBARU] Penanganan #COVID19 di Jakarta.
(1/2) Update data tes dan kasus PCR DKI Jakarta 3 Sep 20. Strategi tes, lacak dan isolasi terus digencarkan utk temukan sebanyaknya kasus positif sehingga dpt diisolasi, disembuhkan dan tdk menularkan virus.#JagaJakarta #PSBBTransisi pic.twitter.com/H04J67UO8l
— Pemprov DKI Jakarta (@DKIJakarta) September 3, 2020
Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta setelah penambahan Kamis sebesar 12,5 persen (sebelumnya 11,2 persen). WHO menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari lima persen.
Dalam pencanangan gerakan #AyoPakaiMasker di Mapolres Tanjung Priok, Kamis (3/9), Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan, kecenderungan melepas masker di dekat keluarga atau teman kerja dapat menciptakan klaster keluarga dan klaster perkantoran yang baru. Agar hal ini tak terjadi, Anies meminta warga disiplin menggunakan masker.
"Jakarta dalam kondisi mengkhawatirkan, angka kematian semakin bertambah. Kecenderungan lepas masker apabila berada dekat dengan anggota keluarga atau teman kerja yang kita kenal menciptakan klaster keluarga dan kluster perkantoran," ujar Anies, Kamis (3/9).