Kamis 03 Sep 2020 14:28 WIB

'Orang tak Mengerti Sejarah yang Ragukan Masyarakat Sumbar'

Masyarakat Minang adalah orang-orang yang egaliter, demokratis, dan jauh dari feodal.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus Yulianto
Anggota Komisi I DPR RI Fadli Zon.
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Anggota Komisi I DPR RI Fadli Zon.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua DPP PDIP Puan Maharani mengeluarkan pernyataan agar Provisnsi Sumatera Barat mendukung Pancasila. Tak eksplisit menyebut Puan, mantan Ketua DPR RI asal Sumatera Barat, Fadli Zon mengatakan, hanya orang yang tak paham sejarah yang meragukan masyarakat Sumatera Barat.

“Hanya orang-orang yang tak membaca dan mengerti sejarah yang masih meragukan masyarakat Sumbar mendukung Pancasila,” cuit Fadli lewat akun @fadlizon, Kamis (3/9).

Dia menjelaskan, ada tiga tokoh asal Sumbar yang ikut dalam perumusan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Ketiganya, yakni Mohammad Hatta, Muhammad Yamin, dan Agus Salim. “Bahkan Bung Hatta adalah salah seorang proklamator,’ cuit Fadli.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu juga mengatakan, masyarakat Minang adalah orang-orang yang egaliter, demokratis, dan jauh dari feodalisme. Pandangan hidupnya, adat bersendi syarak, syarak bersendi Kitabullah.

“Umumnya kritis dan mungkin ada yang masih ingat sejarah bagaimana perlakuan masa lalu terhadap sebagian orang Minang. Jas merah,” cuit Fadli.

Kemarin, Rabu (2/9) Ketua Umum PDIP Megawati mempertanyakan warga Sumbar yang belum pernah percaya kepada PDIP. Megawati menyebutkan, hal ini ketika acara deklarasi atau dukungan terhadap calon-calon kepala daerah dari PDIP untuk Pilkada serentak 2020. PDIP sendiri di Pilkada Sumbar memberikan dukungan resmi untuk pasangan calon Mulyadi (Demokrat)- Ali Mukhni (PAN).

Selain Mega, Ketua DPR RI Puan Maharani juga mengatakan harapannya agar Sumbar menjadi pendukung negara Pancasila. "Untuk Provinsi Sumatera Barat, rekomendasi diberikan kepada Ir. Mulyadi dan Drs. H. Ali Mukhni. Merdeka! Semoga Sumatera Barat menjadi provinsi yang memang mendukung negara Pancasila," kata Puan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement