REPUBLIKA.CO.ID, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS), berdasarkan dokumen yang beredar, Rabu (2/9), telah meminta otoritas negara-negara bagian untuk mempersiapkan diri membagikan vaksin potensial antivirus corona kepada kelompok-kelompok sangat rentan, pada 1 November 2020. Penentuan waktu menyangkut ketersediaan vaksin menjadi kepentingan politik Presiden AS Donald Trump yang berupaya menang kembali di Pilpres AS pada 3 November 2020.
Pemerintahan Presiden Trump telah menjanjikan dana federal senilai miliaran dolar AS bagi pengembangan vaksin untuk mencegah Covid-19, yang telah membunuh lebih dari 180 ribu orang di AS.
"Untuk tujuan perencanaan awal, CDC telah menyampaikan asumsi perencanaan tertentu bagi negara-negara bagian saat mereka mengerjakan rencana spesifik negara bagian untuk pendistribusian vaksin, termasuk kemungkinan mendapatkan vaksin dalam jumlah terbatas pada bulan Oktober dan November," kata seorang juru bicara CDC kepada Reuters.
The New York Times sebelumnya melaporkan bahwa CDC telah menghubungi pejabat semua 50 negara bagian dan lima kota besar untuk menyampaikan informasi soal perencanaan tersebut. Pakar terkemuka AS untuk penyakit menular, Anthony Fauci, sebelumnya pada Rabu mengatakan kepada MSNBC bahwa, pada November atau Desember mungkin sudah akan ada cukup data klinis untuk memastikan salah satu vaksin aman dan efektif.
Perkiraan Fauci itu didasarkan pada tingkat pendaftaran pasien dalam uji coba vaksin Covid-19, yang sedang berlangsung. Menurut dokumen itu, yang dipasang dalam jaringan oleh New York Times, CDC sedang mempersiapkan satu atau dua vaksin Covid-19 dalam jumlah terbatas untuk disebarkan paling cepat pada akhir Oktober.
Vaksin akan disediakan secara gratis terlebih dahulu bagi kelompok-kelompok berisiko tinggi. Mereka di antaranya termasuk petugas kesehatan, personel keamanan nasional, dan penghuni panti jompo beserta stafnya.
Perusahaan-perusahaan farmasi, termasuk Moderna Inc, AstraZeneca Plc, dan Pfizer Inc saat ini berada di posisi terdepan dalam perlombaan pengembangan vaksin Covid-19. Dokumen CDC menjelaskan bahwa dua kandidat vaksin harus disimpan pada suhu minus 70 dan minus 20 derajat Celcius. Persyaratan penyimpanan tersebut cocok dengan profil kandidat vaksin dari Pfizer dan Moderna.
Survei warga AS
Regulator di seluruh dunia telah berulang kali mengatakan bahwa kecepatan pengembangan tidak membahayakan keamanan vaksin, karena hasil yang lebih cepat akan berasal dari pelaksanaan uji coba paralel yang biasanya dilakukan secara berurutan. Namun, jaminan seperti itu belum meyakinkan semua orang.
Menurut Scott Ratzan, salah satu pemimpin kelompok Business Partners to Convinc, kepada Reuters pada Agustus, hasil awal survei yang dilakukan selama tiga bulan terakhir di 19 negara menunjukkan bahwa hanya sekitar 70 persen responden Inggris dan AS yang akan menggunakan vaksin Covid-19 jika tersedia.
Adapun, survei yang digelar oleh STAT dan the Harris Poll yang dilansir Daily Mail, Senin (31/8), menghasilkan, mayoritas responden menyakini percepatan produksi vaksin Covid-19 lebih didasari atas kepentingan politik bukan keilmuan. Baik responden dari kalangan Republik atau Demokrat khawatir, sikap ketergesa-gesaan AS terkait vaksin Covid-19 akibat dari tekanan Gedung Putih.
Sebelumnya, Trump yakin bahwa vaksin potensial Covid-19 akan hadir di pasaran sebelum Pilpres AS pada 3 November. Namun para ahli menyatakan, hal itu tidak mungkin setidaknya sampai musim dingin 2021.
Survei digelar pada 25-27 Agustus 2020 terhadap 2.000 orang dewas di AS. Baik pendukung Republik dan Demokrat ditanya tentang seberapa yakin mereka terhadap keamanan vaksin Covid-19.
Secara keseluruhan, 83 persen responden menyatakan khawatir soal keamanan vaksin Covid-19 yang dikebut produksinya. Ketika ditanya apakah mereka khawatir percepatan penciptaan vaksin Covid-19 didasari atas kepentingan politik daripada keilmuan, 78 persen responden menjawab 'ya'.
Pada awal bulan ini, Trump lewat akun Twitter-nya menuduh FDA mencoba untuk menunda persetujuan izin vaksin setidaknya sampai Pilpres AS berlalu. Kemudian pada kampanye Partai Republik, Trump bersumpah pemerintahannya,"Akan memproduksi vaksin sebelum akhir tahun, atau mungkin lebih cepat."
The deep state, or whoever, over at the FDA is making it very difficult for drug companies to get people in order to test the vaccines and therapeutics. Obviously, they are hoping to delay the answer until after November 3rd. Must focus on speed, and saving lives! @SteveFDA
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) August 22, 2020