REPUBLIKA.CO.ID,KUALA LUMPUR -- Masyarakat Provinsi Sumatera Utara yang tinggal di Malaysia mendeklarasikan organisasi baru yang tergabung dalam Himpunan Masyarakat Sumatera Utara (Himasu) Malaysia di Gedung WTC Kuala Lumpur, Ahad (30/8) 2020.
Deklarasi organisasi tersebut diawali dengan Kongres I Himasu pada siang harinya yang diisi dengan laporan tim formatur, pengesahan AD dan ART dan pengesahan struktur susunan kepengurusan.
Acara deklarasi dimulai pukul 16.00 waktu setempat dengan mengundang pejabat KBRI Kuala Lumpur, pimpinan ormas Indonesia di Malaysia, tokoh Sumatera Utara di Malaysia dan pimpinan WTC Kuala Lumpur.
Hadir pada acara itu Wakil Dubes RI dan Kuasa Usaha Ad Interim Indonesia (KUAI)KBRI Kuala Lumpur Krishna KU Hanan, Korfung Pensosbud Agung Cahaya Sumirat, Korfung Protokol dan Konsuler Rijal Al Huda, Atase Polri Kombes Hery Dian Dwiharto SIK MPP, Ketua PCIM Malaysia Sonny Zulhuda dan sejumlah pimpinan Ormas.
Selain itu, juga hadir tokoh asal Sumatera Utara yang menjadi tokoh penting di Malaysia yakni Presiden Imami Dato Ahmad Tarmimi Siregar dan Dato Baharom Nasution,serta Direktur Eksekutif WTC Kuala Lumpur Datuk Seri DrIrmohizam bin Ibrahim.
Acara deklarasi diawali dengan pembacaan hasil kongres termasuk laporan susunan pengurus 2020 - 2023 oleh presidium sidang Tengku Adnan. Terpilih sebagai Ketua Umum Himasu Safriadi Pasaribu, Sekjen Mohamad Tohong Hasibuan sedangkan terpilih sebagai Ketua Dewan Penasehat Khairuddin Harahap.
Setelah itu ketua umum membacakan deklarasi dilanjutkan memberikan sambutan. Dalam sambutannya Safriadi Pasaribu mengatakan pendirian Himasu diawali dengan peristiwa Covid-19 pada awal Maret yang menginspirasi perlu dibentuknya sebuah wadah persatuan untuk menanggung beban warga Sumatera Utara di Malaysia.
Sementara itu Kuasa Usaha Ad Interim Indonesia KBRI Kuala Lumpur Krishna KU Hanan mengatakan pihaknya merasa bangga dengan adanya wadah Himasu. "Saya diundang ke sini bukan semata sebagai KUAI karena sayapun keturunan Sumatera Utara. Kampung saya Tanjung Balai Asahan, saya Melayu," katanya.
Dia mengatakan wadah masyarakat penting karena tanpa adanya wadah tersebut KBRI Kuala Lumpur akan kesulitan melaksanakan tugasnya. Acara juga diisi dengan menari tarian khas Sumatera Utara Tari Tor-Tor dan menyanyikan lagu-lagu khas daerah setempat.