REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG BARAT--Pemkab Bandung Barat mengoptimalkan sektor pertanian untuk meningkatkan roda perekonomian masyarakat pasca pandemi COVID-19. Bupati Bandung Barat, Aa Umbara menjelaskan, sektor pertanian sempat mengalami masa kritis di awal pandemi lantaran terganggu dari sisi pemasaran. ''Umur sayuran kan paling bertahan tujuh hari, diawal COVID-19 pemasaran sempat terganggu,'' kata Bupati Aa dalam siaran pers yang diterima Republika, Jumat (28/8).
Namun menurut Bupati Aa, masa kritis tersebut tidak berlangsung lama. Pasalnya kegiatan pertanian masih berlangsung dan dijalankan para petani dengan baik hingga saat ini.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kab. Bandung Barat, Heru BP, mengaku, pihaknya melakukan berbagai upaya untuk tetap mengoptimalkan pemasaran hasil produksi petani disaat pandemi COVID-19 merebak di sejumlah daerah di Indonesia, khususnya di Kabupaten Bandung Barat. ''Salah satunya dengan melakukan pengemasan yang optimal. Hal itu dilakukan agar sayuran mempunyai daya tahan yang lebih lama,'' ucapnya.
Pihaknya mendorong petani untuk memasarkan hasil pertanian melalui sistem penjualan digital atau daring. Heru menilai hal tersebut relevan untuk saat ini. ''Di era modern ini digitalisasi pemasaran akan kita dorong dalam waktu dekat agar petani di KBB mampu mengimbangi berkembang zaman,'' jelasnya.
Di sisi lain, saat ini Pemkab juga tengah mempersiapkan lahan pertanian bagi masyarakat yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akibat COVID-19. ''Pemkab juga menyiapkan lahan 10 hektare yang diperuntukkan bagi empat kelompok tani atau sekitar 100 orang,'' pungkas Heru.