Rabu 26 Aug 2020 17:23 WIB

Kekerasan Perempuan Naik, Mega: Yang Melakukan itu Laki-Laki

Sebuah negara tak dapat maju jika kekerasan terhadap perempuan dan anak terus terjadi

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Agus Yulianto
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri berang dengan meningkatnya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di tengah Pandemi Covid-19. Menurutnya, sebuah negara tidak dapat maju jika kekerasan terhadap perempuan dan anak masih terus terjadi.

"Dengan segala hormat kepada para laki-laki, ternyata yang melakukan kekerasan itu laki-laki, lalu Indonesia mau jadi apa kalo gini?" tegas Megawati dalam konferensi virtual di Jakarta.

Mega mengaku, mendapat laporan dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati terkait meningkatnya kekerasan terhadap perempuan dan anak di tengah pandemi. Dia lantas mempertanyakan bagaimana negara dapat mencerdaskan perempuan dan anak jika kasus kekerasan justru malah meningkat.

Menurutnya, peran perempuan dalam dunia saat ini tidak bisa dipungkiri lagi. Dia mengutip pernyataan presiden RI pertama, Soekarno yang menyebut bahwa perempuan tidak lagi bisa disembunyikan atau berperan dari belakang saja.

"Ini saya harus ngomong urusan perempuan, kenapa? sakit batin saya mendapat laporan seperti itu," kata Mega lagi.

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini meminta perempuan di Indonesia untuk ikut memperjuangkan kaum perempuan. Dia bahkan tidak segan memecat kader perempuan dalam partainya yang justru berbuat sebaliknya.

"Saya ibu dan nenek lho, kalian ini perempuan kalau nggak bela kaum perempuannya saya pecat! gampang saja loh, siapa kalian? gampang saja, terserah saja. Ini bukan urusan pribadi tapi negara dan bangsa," katanya.

Sebelumnya, hal tersebut disampaikan Megawati saat memberikan arahan dalam sekolah partai gelombang kedua bagi calon kepala daerah dari PDIP. Seperti gelombang sebelumnya, sekolah tersebut juga diadakan secara daring mengingat pandemi Covid-19 saat ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement