REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kiai Nahdlatul Ulama (NU) se-Surabaya meminta Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Eri Cahyadi, yang disebut-sebut anak emas Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini maju di Pilwali Surabaya 2020. KH. Kemas Abdul Rachman Nongcik menjelaskan, dukungan kepada Eri sangat masuk akal.
Mengingat selama ini Risma selalu dibantu Eri dalam menjalankan program-programnya memajukan Kota Pahlawan. Menurutnya, para kiyai NU menganggap Eri sudah tahu seluk beluk untuk meneruskan pembangunan Surabaya.
"Bu Risma itu pekerja keras, kerjanya 24 jam. Jadi kalau (penerusnya) nggak terbiasa melayani warga seperti itu, akan kepontal (terpental). Nah, yang selalu diajak Bu Risma selama ini itu Mas Eri. Jadi Mas Eri sudah terbiasa," ujarnya di Surabaya, Senin (24/8).
KH Kemas menegaskan, dukungan dialamatkan kepada Eri, agar pembangunan Surabaya yang sudah baik selama ini, bisa diteruskan. "Kami bukan mendukung Mas Eri maju. Bukan semata-mata itu, tapi kami mendukung kebaikan yang sudah ada diteruskan," ujarnya.
Eri juga sebelumnya mengantongi dukungan dari kelompok anak muda yang tergabung dalam Gerakan Arek Suroboyo (GAS). Kelompok tersebut digawangi putra Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, yakni Fuad Bernardi.
Eri Cahyadi memang disebut-sebut sebagai anak emas kesayangan Risma, yang dirasa mempu meneruskan tongkat kepemimpinannya di Kota Pahlawan. Hingga kini, memang belum ada partai yang menurunkan rekomendasi untuk bekal Eri maju Pilwali Surabaya 2020. Namun, Eri disebut-sebut menjadi pilihan utama PDI Perjuangan, yang hingga kini belum mengumumkan dukungan.
Menurut Fuad, Eri adalah sosok yang tepat untuk melanjutkan estafet kepemimpinan Risma. Selain karena memahami tujuan dan cita cita pembangunan Surabaya, Eri juga diakuinya memahami betul bagaimana program Risma selama ini.
"Sehingga, secara strategis maupun teknis, Eri Cahyadi sangat ideal menjadi Wali Kota Surabaya ke depan," kata Fuad.
Fuad mengatakan, pembangunan di Kota Surabaya menunjukkan kinerja yang membanggakan, dimana saat ini telah diakui banyak pihak. Program-program prorakyat hingga perwujudan pemerintahan yang bersih berbasis teknologi informasi, menurutnya telah membawa Kota Surabaya berkelas dunia dan mampu mensejahterakan warganya.
"Maka apa yang sudah baik harus diteruskan. Surabaya membutuhkan pemimpin dengan kemampuan teknoratik yang teruji, plus punya jiwa kerakyatan. Dan itu sudah ada di sosok Pak Eri," ujarnya.
Fuad mengatakan, pengalaman Eri sebagai birokrat yang ikut mengeksekusi program-program inovatif Pemkot Surabaya menunjukkan kemampuan teknokratiknya mumpuni. Kemudian, banyak pula program prorakyat yang dikawal Eri. Mulai pemerataan pembangunan infrastruktur untuk warga, pembukaan lapangan kerja, hingga program-program sosial untuk warga kurang mampu.