Senin 24 Aug 2020 14:50 WIB

Dari 68 Rumah Sakit TNI AD, Baru Ada Enam Laboratorium PCR

Pengadaan laboratorium tes PCR untuk RS TNI sebelumnya berjumlah 20 unit.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Yudha Manggala P Putra
Ilustrasi.
Foto: Dok Pelindo 1
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal Andika Perkasa mengatakan hingga saat ini baru ada enam laboratorium pemeriksaan berbasis PCR di rumah sakit TNI AD. Padahal, RS TNI AD di Indonesia berjumlah 68 rumah sakit.

"Sampai hari ini Pak, itu TNI AD kami punya 68 RS, itu kami baru punya enam lab PCR, padahal seluruh RS kami di Indonesia itu 68," ujar Andika saat menghadiri peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) BPPT ke 42 Tahun di Jakarta, Senin (24/8).

Baca Juga

Sedangkan, kata Andika, RS TNI AD yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia itu tidak hanya merawat prajurit tetapi juga pasien umum lainnya. Sementara, kemampuan mengidentifikasi tes Covid-19 jauh dari sempurna.

Bahkan, Andika menuturkan, enam laboratorium yang dimiliki saat ini, dua di antaranya berasal dari pinjaman BPPT, sedangkan empat lainnya impor. Padahal, rencana pengadaan laboratorium PCR tes untuk RS TNI sebelumnya berjumlah 20 unit.

"Jadi rencana pengadaan, pengadaan melalui BNPB kita ada 20 unit lab PCR dan kita sudah rencanakan untuk penempatan di 20 RS tapi sampai dengan sekarang realitanya hanya empat dari pengadaan 20 itu, itu pun kontraknya sampai sekarang belum dilakukan," ungkapnya.

Karena itu, BPPT rencananya akan kembali meminjamkan satu unit mobile lab PCR kepada RS TNI AD untuk ditempatkan di RS TNI AD terbesar di Sumatera Utara.

Dengan begitu, ini juga akan membantu memperbanyak pemeriksaan di RS TNI AD, sembari menunggu pengadaan laboratorium dari Kementerian Pertahanan.

"Kami juga sudah dapat kabar bahwa Menhan sudah sign kontrak untuk pengadaan 17 lab PCR untuk rumah sakit kami tapi nggak tahu kapan, mungkin September," kata dia. "Kami berharap 20 lab di RS ini bisa segera."

Sebelumnya, Andika Perkasa mengatakan sudah 21 prajurit maupun PNS di angkatan darat (AD) yang meninggal akibat virus Covid-19. Selain itu, total 900 lebih prajurit maupun PNS di lingkungan TNI AD yang terkonfirmasi positif Covid-19.

"Sampai dengan saat ini di Angkatan Darat sudah 21 PNS maupun prajurit meninggal karena Covid, kemudian per hari ini 900an tersebar di seluruh Indonesia PNS maupun prajurit itu juga positif. Jadi kita membutuhkan usaha usaha ekstra dibandingkan bergantung dengan rencana," ujar Andika.

Ia pun menilai pentingnya inovasi dan teknologi yang dikembangkan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dalam upaya penanganan Covid-19. Sebab, hal itu dibutuhkan fasilitas layanan kesehatan yang menangani Covid-19, termasuk rumah sakit angkatan darat (RS TNI AD).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement