REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG - Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) menghadiri peluncuran Pasar Fisik Lada dan Pelepasan Ekspor Lada Muntok White Papper ke Jepang yang dilaksanakan di Kantor Pemasaran Bersama (KPB) Lada Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Sabtu (15/8).
KPB Lada Babel merupakan pusat layanan komoditi “Muntok White Pepper” yang berdiri sejak 2004. KPB merupakan upaya Pemprov. Babel untuk melestarikan kualitas produksi lada dari hulu ke hilir dengan total produk lada putih hingga 32.811,07 ton dalam 2018 dan 33.457,64 ton di 2020 (data Perkebunan Indonesia 2020).
KPB dibentuk dengan melibatkan para pemangku kepentingan terkait seperti Dinas Pertanian Babel, Disperindag Babel serta lembaga swadaya masyarakat lainnya yang bertanggung jawab untuk menjaga kualitas lada mulai dari prapenanaman hingga pascapanen.
Ditandai dengan pemotongan pita oleh Gubernur Erzaldi bersama Direktur BUMD Babel, Direktur PT Makro Jaya Lestari, perwakilan PT JFX, dan Corporate Communication PT KBI, pelepasan ekspor lada resmi dilakukan.
Lada putih kwalitas SNI I (MWP1) yang akan diekspor ke Jepang sebanyak 45.000 kg yang dikemas dalam 900 double new paper bags dan telah melalui uji prosedur perdagangan lada putih ini sesuai dengan Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Nomor 19 tahun 2020 tentang Tata Kelola Perdagangan Lada Putih Muntok White Pepper.
Sebelumnya, Direktur BUMD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melakukan penandatanganan surat rekomendasi ekspor lada white paper KPB
Lada Babel dan penyerahan kartu pelaku usaha lada terdaftar dari Prof. Saparudin selaku Direktur BUMD Babel kepada Ibu Melvina Rusli selaku eksportir dari PT Makro Jaya Lestari.
“Dengan mengucap bismillahirrohmanirrohim, saya lepas ekspor lada muntok white pepper melalui PT Makro Jaya Lestari ke Jepang, semoga masih ada ekspor-ekspor lainnya,” ungkap Gubernur Erzaldi.
Gubernur Erzaldi Rosman dalam kesempatan ini juga menegaskan untuk perlahan mengurangi ekspor ke Vietnam atau IVC, dengan adanya KPB Lada Babel ini, maka bursa akan terbentuk dengan harga yang tinggi dan kestabilan dengan segera membentuk Dewan Pengawas Harga Lada Babel.
“Bahkan di akhir September mendatang, Pemprov. Babel sudah bisa melakukan tes lab sebagai parameter spesifikasi "muntok white pepper" sendiri di laboratorium milik pemprov,” ungkapnya.
“Usaha bersama ini, harusnya menjadi semangat bagi semua pelaku untuk mengembalikan kejayaan lada Babel,” ungkapnya. Dalam kesempatan ini juga dilakukan Demo Sistem Pasar Fisik PT JFX sebagai salah satu eksportir dan Demo Sistem Informasi Managemen KPB Lada Babel.
Ini menjadi pasar lelang komoditas lada berbasis IT pertama di Indonesia. “Dengan sistem berbasis IT, pelaksanaan ekspor akan lebih mudah dan cepat,” ungkap Prof Saparudin.