Sabtu 15 Aug 2020 14:26 WIB

Azimah: Awas Pornografi AdSense di Situs Pembelajaran

Pengguna situs dapatmelaporkan konten negatif AdSens pada Google untuk dihapus.

Ketua Perhimpunan Masyarakat Tolak Pornografi (MTP) Azimah Subagijo (kiri) saat membagikan paket bantuan sosial dalam program MTP Peduli Pelajar 2020 gelombang keempat bulan Agustus 2020 kepada para orangtua murid dan pelajar, Sabtu, 15 Agustus 2020.
Foto: Istimewa
Ketua Perhimpunan Masyarakat Tolak Pornografi (MTP) Azimah Subagijo (kiri) saat membagikan paket bantuan sosial dalam program MTP Peduli Pelajar 2020 gelombang keempat bulan Agustus 2020 kepada para orangtua murid dan pelajar, Sabtu, 15 Agustus 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertengahan bulan Agustus 2020 ini orangtua di hebohkan akan pesan dari medsos yang beredar viral. Hal itu, terkait muatan pornografi vulgar dalam AdSense web pembelajaran untuk siswa sekolah dasar.  

Atas kejadian ini,Ketua Perhimpunan Masyarakat Tolak Pornografi (MTP) A zimah Subagijo menghimbau, orangtua untuk tidak panik atau malah ikut menyebarkan konten pesan tersebut kepada sesama orangtua yang lain. Hal ini dikarenakan tindakan itu, justru malah membuat pesan tersebut viral dan yang menyebarkan juga dapat terjerat pasal penyebaran konten pornografi dari Undang-Undang Pornografi. 

Demikian disampaikan oleh Azimah saat memberikan pengantar sebelum pembagian paket bantuan sosial dalam program “MTP Peduli Pelajar 2020 gelombang keempat bulan Agustus 2020 kepada para orangtua murid dan pelajar, Sabtu, 15 Agustus 2020.

Azimah menyampaikan, bahwa muatan pornografi yang tersebar di dunia maya memang beragam bentuknya. Salah satunya adalah berupa AdSene atau program iklan yang dikirimkan oleh Google Corporation pada web yang sudah menjalin kesepakatan kerjasama. Jika memang ada AdSense yang mengganggu, pengguna situs/web dapat secara aktif melaporkan konten negatif adsens ini pada Google dan memintanya untuk menghapus iklan tersebut karena tidak pantas. 

"Selain itu, pengguna juga dapat melaporkan kepada pihak yang berwenang seperti Kominfo RI agar diblokir secara permanen. Sehingga tidak perlu di sebarkan secara luas,” ujar Azimah dalam keterangannya yang disampaikan kepada Republika.co.id, Ahad (15/8).

Azimah menyampaikan, bahwa program periklanan AdSense yang dipasang oleh Google ini memang diminati pemilik situs web atau blog karena bisa mendatangkan pemasukan dari unit-unit iklan yang dipasang di halaman web mereka. Yang jadi catatan, umumnya Iklan AdSense yang tayang disesuaikan dengan konten dan pengunjung situs masing-masing publisher. Maka, kata dia, ketika ada iklan pornografi vulgar di situs/web pembelajaran untuk siswa sekolah dasar, tentu ini yang menurut Azimah, harus ditelusuri lebih lanjut oleh pihak berwenang.

Mengingat, pemasukan yang didapat oleh pemilik situs web atau blog berupa pembagian keuntungan dari Google untuk setiap iklan yang diklik oleh pengunjung situs yang dikenal sebagai sistem pay per click (ppc) berpotensi mendorong anak-anak terpapar pornografi karena rasa ingintahunya. Untuk itu atas  adanya fenomena ini, Azimah juga mendorong agar orangtua dapat lebih aktif lagi mendampingi anaknya belajar. 

“Orangtua penting mendampingi anak saat pembelajaran menggunakan gadget. terutama berdasarkan penelitian banyak anak-anak yang terpapar pornografi karena tidak sengaja seperti melalui AdSense ini. Jangan sampai keluguan anak kita dimanfaatkan oleh orang-orang tertentu untuk meraup keuntungan," ujar Azimah. 

Perhimpunan Masyarakat Tolak Pornografi (MTP) menggelar program “MTP Peduli Pelajar 2020” sejak bulan Mei sampai dengan bulan Agustus 2020. Program yang didukung oleh donatur baik secara perorangan maupun lembaga ini, merupakan upaya MTP mengajak masyarajat untuk mendukung pelajar terdampak covid 19, agar tetap bisa mengikuti pembelajaran dari rumah selama karantina akibat pandemi Covid 19 sekaligus pemberian penyuluhan tentang bahaya pornografi kepada orangtua dan pelajar penerima bantuan tersebut. 

Dalam program MTP Peduli Pelajar di Bulan Agustus ini, MTP menyalurkan paket bantuan sosial (bansos) yang terdiri dari bahan kebutuhan pokok dan masker kain bekerjasama dengan Yayasan Pundi Amal SCTV-Indosiar. “Alhamdulillah pada gelombang keempat ini, telah disalurkan 180 paket bansos kepada keluarga pelajar dari SDN Jatipadang 01 Pagi, SMPN 41 Jakarta, dan SMAN 28 Jakarta serta beberapa pekerja informal di sekitar sekretariatan Perhimpunan MTP,” ujar Azimah.

Untuk itu, Azimah menyampaikan, bahwa Perhimpunan MTP masih memberi kesempatan kepada masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam program MTP Peduli Pelajar ini. Harapannya, agar hak para pelajar untuk mendapatkan pendidikan dapat terus mereka peroleh dan tidak terkendala karena keterbatasan ekonomi dari keluarganya serta terhindar dari bahaya pornografi. 

Kegiatan MTP Peduli Pelajar 2020 ini rencananya akan terus dilakukan oleh MTP secara bergelombang hingga masa karantina pembatasan sosial bersekala besar (PSBB) berakhir, dan para pelajar dapat kembali bersekolah secara normal. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement