REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Letjen TNI Doni Monardo, mendaftarkan diri menjadi relawan uji klinis tahap ketiga calon vaksin Covid-19. Langkah Doni ini menyusul beberapa pejabat lain yang sudah lebih dulu mengajukan diri sebagai relawan. Di antaranya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Kapolda Jabar Irjen Pol Rudy Sufariadi, dan Pangdam III Siliwangi, Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto. Uji klinis calon vaksin yang digarap oleh Bio Farma dan Sinovac ini membutuhkan sedikitnya 1,620 relawan.
"Kami juga sampaikan komitmen pemerintah mendukung upaya berikan perlindungan melalui vaksinasi. Kami sampaikan Ketua Satgas Letjen TNI Doni Monardo telah daftarkan diri sebagai relawan uji klinis vaksin Covid-19. Ini adalah bentuk komitmen pemerintah mendukung bahwa kita upaya keras mendukung ini," ujar Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam keterangan pers di Kantor Presiden, Kamis (13/8).
Satgas, ujar Wiku, sejak awal mendukung pemerintah dalam melakukan riset dan produksi vaksin Covid-19 di Tanah Air. Hingga saat ini, menurutnya, sudah ada beberapa calon vaksin yang diproduksi sejumlah negara telah memasuki fase uji klinis.
Sebelumnya dalam kunjungan kerja ke Bandung, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan optimismenya bahwa vaksin Covid-19 bisa diproduksi massal di Indonesia mulai Januari 2021. Vaksin ini merupakan hasil kerja sama antara Bio Farma dengan produsen farmasi asal China, Sinovac. Sebanyak 2.400 calon vaksin sudah didatangkan langsung dari China pada akhir Juli lalu, untuk selanjutkan dilakukan uji klinis tahap ketiga di Indonesia.
Namun yang tak boleh dilupakan, Indonesia juga sedang berusaha memproduksi vaksin yang 100 persen dibuat oleh peneliti lokal. Vaksin Covid-19 yang berjuluk 'vaksin Merah Putih' ini sedang disiapkan oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman yang dibantu oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Berbeda dengan vaksin yang didatangkan dari China, vaksin produksi Eijkman ini lebih rumit karena hanya menyasar protein tertentu dari virus corona. Sebagai konsekuensinya, proses penelitian pun harus berlangsung lebih lama ketimbang uji klinis tahap III dari calon vaksin yang diproduksi Sinovac-Bio Farma. Bila vaksin Sinovac ditargetkan produksi Januari 2021, maka vaksin Eijkman diperkirakan bisa produksi massal pertengahan 2021.