Rabu 12 Aug 2020 20:11 WIB

Inisiatif BPPT Memacu Produk Inovatif Tangkal Penyebaran Covid-19

BPPT bentuk Task Force Riset dan Inovasi Teknologi Penanggulangan Pandemi Covid-19.

Rep: Vicky Rachman (swa.co.id)/ Red: Vicky Rachman (swa.co.id)
Ekosistem inovasi penanganan Covid-19. (Foto : BPPT)
Ekosistem inovasi penanganan Covid-19. (Foto : BPPT)

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) berkolaborasi dengan dengan lembaga litbang, perguruan tinggi, industri, asosiasi dan beberapa perusahaan rintisan digital untuk membentuk Task Force Riset dan Inovasi Teknologi Penanggulangan Pandemi Covid-19 (TFRIC-19). Gugus tugas ini mengembangkan produk inovatif dalam menanggulangi penyebaran wabah Covid-19.

Kepala BPPT, Hammam Riza, menyebutkan upaya pemerintah dalam penanggulangan pandemi Covid-19 sangat cepat dan serius yang diimplementasikan pemerintah dengan mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Corona Virus Disease 2019.

Dalam upaya tersebut, BPPT dengan TFRIC-19, berinisiatif menghadirkan inovasi produk dalam negeri yang dapat membantu mengatasi pandemi Covid-19. “Diantaranya, inovasi produk diagnostik NonPCR, yaitu inovasi Rapid Diagnostik Test untuk deteksi antibodi IgG/IgM. Inovasi produk PCR (Polymerase Chain Reaction) Test Kit, reagen untuk melakukan analisa PCR. Aplikasi Artificial Intelligence (AI) untuk Deteksi Covid-19, suatu inovasi teknologi untuk memperkuat penegakan Covid-19 berbasis data X-Ray dan CT Scan,” tutur Hammam di sela-sela serial seminar virtual (webinar series) Bincang Teknologi bertajuk PCR Test Indonesia Cukupkah? seperti dikutip SWA Online di Jakarta, Rabu (12/8/2020).

BBPT bersama Gugus Tugas itu juga menyusun data Whole Genome Sequncing (WGS), profil karakteristik peta gen Covid-19 yang sangat penting untuk acuan pengembangan vaksin, diagnostik dan produk berbasis gen lainnya, serta sarana prasarana dan logistik kesehatan, diantaranya ventilator, mobile lab BSL2, portable hand washer, face shield, masker, hand sanitizer, disinfektan dan biscuit yang mengandung imunostimulan alami untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Sebelumnya, Hammam kepada Majalah SWA, menjelaskan beberapa hasil inovasi BPPT untuk menanggulangi Covid-19 sedang dalam proses produksi massal. Salah satunya adalah PCR test kit yang dapat mendukung program pengujian PCR sebanyak 20 ribu spesimen per hari seperti diamanatkan Presiden Joko Widodo. Hammam berharap Kementerian Kesehatan dan BNPB dapat segera menggunakan produk dalam negeri untuk program tersebut.

Produk PCR test kit ini dikembangkan oleh BPPT bekerjasama dengan perusahaan rintisan, Nusantics, yang merancang dan mengembangkan purwarupa produk tersebut serta mendapat dukungan crowdfunding dari Gerakan Indonesia Pasti Bisa. Adapun dalam proses produksi secara massal memanfaatkan fasilitas produksi PT Bio Farma (Persero).

Hammam menjelaskan BPPT berkolaborasi dengan Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, dan menggandeng PT Hepatika Mataram telah berhasil mengembangkan produk Rapid Diagnostic Test (RDT) untuk deteksi IgG/IgM, dan saat ini dalam persiapan produksi massal. Ia mengungkapkan, kelebihan alat tes cepat untuk deteksi antibodi IgG/IgM ini memiliki akurasi, sensitivitas, serta spesifisitas yang lebih baik daripada produk impor. Validasi produk ini telah dilakukan di beberapa RS di Yogyakarta, Semarang, Solo dan Surabaya.

Konsorsium Riset dan Teknologi untuk penanganan Covid-19 yang dikoordinasikan Kementerian Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Nasional sudah menghasilkan 57 produk inovasi dan sembilan diantaranya itu sudah masuk tahap produksi. Dari sembilan produk inovasi ini, lima produk merupakan inovasi yang dikembangkan BPPT. Hammam pada awal Juli lalu menjabarkan, lima produk inovasi tersebut adalah rapid diagnostic test (rapid test kit), PCR test kit, Mobile Laboratory BSL-2, emergency ventilator, dan sistem pencitraan medis berbasis AI (artificial intelligence). “Kelimanya ini sudah produksi semua,” ujarnya.

Untuk Mobile Laboratory BSL-2, Hammam mengatakan, sudah ada yang aktif digunakan di Jakarta Timur yang dioperasikan Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Mobile lab yang memiliki bio safety level 2 ini diproduksi sebagai solusi terhadap keterbatasan laboratorium untuk pemeriksaan tes swab. Dalam mengembangkannya, BPPT juga bekerjasama dengan sejumlah teknisi (engineer) dalam negeri. Mobile Laboratory BSL-2 ini juga telah mengikuti standar WHO yang dilengkapi sejumlah peralatan untuk mendukung pemeriksaan swab Covid-19, antara lain peralatan PCR, bio-safety cabinet, dan peralatan untuk pemrosesan limbah laboratorium.

Terkait Mobile Laboratory BSL-2 ini, BPPT juga sudah menyiapkan aplikasi Pantau Covid-19 untuk pendaftaran dalam jaringan (online) untuk publik yang akan melakukan swab test. Aplikasi akan memberitahu jadwal dan RS mana yang harus didatangi beserta nomor swab station. Kemudian, pasien diarahkan ke Mobile Laboratory BSL-2 tersebut. “Belum ada mobile lab yang bisa digerakkan secara cepat selain BSL-2 saat ini,” ujar Hammam.

Beragam inovasi lainnya dikerjakan oleh BPPT. Nah, apa saja inovasi BBPT untuk menangkal pandemi ini? Apa saja bentuk kolaborasi antara BPPT dengan para mitra? Apa saja faktor yang mendukung inovasi ini? Apa saja inisiatif BBPT untuk mendorong inovasi? Apakah harga produk lebih mahal dibandingkan impor?

Simak diskusi yang mengulas Inovasi dan Inisiatif BPPT Menghadapi Pandemi Covid-19 di IG @swamediainc dan @bppt_ri secara live pada Kamis, 13 Agustus 2020 pukul 16.00 WIB, dengan narasumber Dr. Ir. Hammam Riza, M.Sc, Kepala BPPT dan dipandu Jeihan Kahfi Barlian, Jurnalis SWA.

Reportase : Jeihan Kahfi Barlian

www.swa.co.id

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan swa.co.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab swa.co.id.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement