Selasa 11 Aug 2020 15:49 WIB

Kemesraan PDIP-Gerindra di Pilkada Dinilai demi Koalisi 2024

Pengamat menilai kemesraan PDIP dan Gerindra terlihat pasca-Pilpres 2019.

Rep: Nawir Arsyad Akbar / Red: Ratna Puspita
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PDIP dan Partai Gerindra terlihat saling berkoalisi dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020. Kemesraan kedua partai itu dinilai sejumlah pengamat sebagai ajang untuk memuluskan koalisi untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

"Ada upaya membangun koalisi untuk Pilpres 2024, arah dan gelagatnya sudah terbaca ke arah sana," ujar pengamat politik, Pangi Syarwi Chaniago, saat dihubungi, Selasa (11/8).

Baca Juga

Ia menilai kemesraan PDIP dan Gerindra terlihat pasca-Pilpres 2019. Kala itu, Prabowo Subianto tampak hadir dalam Kongres PDIP yang digelar di Bali, sedangkan, Megawati Soekarnoputri juga memberi sambutan pada Kongres Luar Biasa (KLB) Gerindra beberapa hari yang lalu.

"Pola pilkada, koalisi juga hampir sama, akan banyak koalisi PDIP dan Gerindra, mengikuti arah koalisi pusat, yang juga diikuti di daerah-daerah," ujar Pangi.

Pilkada 2020 dapat dikatakan sebagai ajang pemanasan bagi kedua partai. Apalagi, PDIP dan Gerindra memiliki banyak daerah yang menjadi basis suara.

"Nampaknya koalisi Gerindra-PDIP di pilkada akan menjadi ajang pemanasan mesin kedua partai tersebut, mulai cek ombak," ujar direktur eksekutif VoxPol Center Research and Consulting itu.

photo
Executive Director of Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago. - (Dok. Pribadi)

Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Wasisto Raharjo Jati, mengatakan koalisi PDIP-Gerindra di Pilkada 2020 sebagai bagian komunikasi politik untuk menyongsong Pilpres 2024. Selain itu, koalisi tersebut juga dinilai sebagai tanda bahwa hubungan antara Megawati dan Prabowo telah membaik. 

Sebab, keduanya kerap berselisih tegang usai Pilkada DKI Jakarta pada 2017. "Itu bagian dari rekonsiliasi politik Megawati dan Prabowo, yang selama 2014 dan pemilihan gubernur DKI Jakarta pada 2017 saling bersebrangan," ujar Wasisto.

Namun untuk sekarang, ia menilai masih terlalu dini untuk menentukan sosok yang akan diusung PDIP-Gerindra untuk Pilpres 2024. Sebab, kedua partai mempunyai sejumlah nama potensial, seperti Puan Maharani dan Sandiaga Salahuddin Uno.

"PDIP dan Gerindra secara ideologi berbagi massa yang identik di akar rumput, kalangan menengah bawah. Saya pikir pemilih sekarang cenderung menyukai karakter politisi yang merangkak dari bawah," ujar Wasisto. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement