REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Masa pandemi Covid-19 berdampak pada berbagai sektor kehidupan, salah satunya subsektor ekonomi kreatif yakni seni pertunjukkan. Termasuk di Kota Sukabumi, yang kini mulai bergerak bangkit kembali di masa adaptasi kebiasaan baru (AKB).
Untuk menghadapinya, Pemerintah Kota Sukabumi melalui wadah Sukabumi Creative Hub (SCH) mengelar acara Beranda. Momen ini menjadi ruang bertemu dan berbagi yang dibagi dalam serial diskusi publik tentang ide cerita, isu terkini di berbagai subsektor industri kreatif.
Salah satunya kegiatan Beranda yang digelar di Hotel Fresh Kota Sukabumi pada Ahad (9/8) sore yang bertemakan seni pertunjukan sebagai lokomotif industri kreatif. Pada acara yang digelar dengan protokol kesehatan ini hadir pelaku seni pertunjukan di Kota Sukabumi seperti Fendi Sukuraga, dan lain-lain.
"Seni pertunjukkan salah satu yang menjadi lokomotif di pariwisata," ujar Kepala Bidang Pariwisata, Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kota Sukabumi, Fajar Nugraha dalam acara Beranda. Ia berharap pada masa pandemi ini para pelaku seni pertunjukkan dan pemerintah duduk bersama dalam mendapatkan informasi dan masukan yang jadi bahan mengambil kebijakan ke depan.
Nantinya, kata Fajar, diskusi ini menjadi bahan perbaikan kekurangan. Misalnya terkait ide di car free day diberi ruang untuk seni pertunjukkan akan tetapi harus koordinasi dengan pihak terkait seperti dinas perhubungan, kepolisian dan bidang olahraga.
Ke depan lanjut Fajar, semua elemen bisa sinergis dan kolaborasi lebih baik. Di mana seni pertunjukkan dapat bangkit kembali karena terdampak pandemi.
"Misalnya ingin ada pemaketan wisata ke Kota Sukabumi yang dikoordinasikan antara pelaku wisata seperti tour travel, SCH, dan seniman memberikan informasi di mana berkreativitas," cetus Fajar.
Sehingga para pengunjung ke Kota Sukabumi bisa mengetahui adanya seni pertunjukkan di lokasi mana saja. "Kami ingin menampung ide dan masukan untuk bangkitnya seni pertunjukkan di Kota Sukabumi," ujar Manager Program Sukabumi Creative Hub Rendy Irlian Kamase. Dalam momen itu para pelaku seni pertunjukkan memberikan saran dan masukan yang cukup baik dalam membangkitkan sub sektor ekonomi kreatif itu.
Targetnya lanjut Rendy, mimpi besar membangun ekosistem positif di kota ini dapat terwujud. Sehingga ke depan SCH akan terus mengupayakan model diskusi semacam itu.
Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi mengatakan, pembangunan ekonomi kreatif dimasukkan dalam visi dan misi wali kota dan wakil wali Kota Sukabumi yakni Sukabumi yang religius, nyaman, dan sejahtera (Renyah). Pengertian religius yakni pemda memberikan perlindungan pada semua pemangku agama.
Sementara kata Nyaman ungkap dia, kehadiran pemda memberikan kenyamanan kepada seluruh warga dan sejahtera merupakan tujuan akhir dari pembangunan. Selain itu dimasukkan dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD).
Dari visi dan misi ini ungkap Fahmi, muncul misi kedua yakni mengumpulkan ekonomi kreatif sebagai bagian tidak terpisahkan dari pemkot. Ekonomi kreatif bukan program pendukung, akan tetapi program prioritas dan itulah sebabnya masuk visi dan misi.