REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memastikan protokol kesehatan diterapkan dalam adaptasi kebiasaan baru. Utamanya, oleh para pelaku usaha perhotelan dan restoran di Tanah Air.
Protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety, and Enviromental Sustainability) yang diinisiasi Kemenparekraf dinilai sangat penting diterapkan oleh pelaku usaha di bidang hotel dan restoran. Termasuk juga para konsumen di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
"CHSE ini akan menggerakkan semua kegiatan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. CHSE ini diperlukan agar kita mempunyai persamaan langkah menuju kebiasaan baru," kata analis kebijakan Kemenparekraf, Noviendi Makalam, Rabu (5/8).
Noviendi menjelaskan Kemenparekraf telah menerbitkan buku panduan protokol kesehatan di bidang hotel, restoran, dan pelaku usaha ekonomi kreatif yang dapat diunduh di situs web https://www.kemenparekraf.go.id/.
Buku panduan ini dibuat seaplikatif dan semudah mungkin agar dimengerti oleh lapisan masyarakat baik pengusaha, pelaksana, maupun pembina kepariwisataan dan ekonomi kreatif. Tenaga Ahli Menteri Bidang Manajemen Strategis Kemenparekraf, Achmad Syahreza, mengatakan bisnis pariwisata adalah bisnis kepercayaan sehingga para pelaku usaha dan ekonomi kreatif harus dapat menjalankan protokol kesehatan sebaik-baiknya.
Tujuannya, untuk memudahkan dalam membangun rasa percaya dan aman bagi wisatawan. "Sekarang ini, yang terpenting adalah membangkitkan rasa percaya sehingga wisatawan mau berwisata lagi tapi tetap aman dari Covid-19," ujar Syahreza.
Kapoksi Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat RI, Dewi Coryati, menyebut pandemi Covid-19 telah mengubah kebiasaan lama menuju kebiasaan baru dalam hal perilaku masyarakat. Selama vaksin belum ditemukan, maka tren berwisata akan mendorong wisatawan memilih destinasi wisata dengan lingkungan yang memiliki protokol kesehatan yang memadai, termasuk hotel dan restoren sekitar tempat wisata.
"Tren wisata kini yaitu wisata alam atau eco tourism, kearifan lokal, destinasi jarak pendek, atau travel domestik, destinasi yang bersih, aman, sehat, dan dengan protokol kesehatan," ujar Dewi.
Senior Medical Consultant ALODOKTER, dr Alain Sihombing, mengatakan untuk mencegah penularan Covid-19 di tempat kerja khususnya di bidang perhotelan dan restoran, maka harus selalu menjaga protokol kesehatan. "Menjaga kebersihan dengan selalu mencuci tangan, membersihkan area hotel atau restoran, selalu menerapkan physical distancing hingga selalu menggunakan alat pelindung diri (APD)," ujarnya.
Restoran dan hotel, disarankan memperbanyak spot-spot cuci tangan. Terlebih lagi kepada rekan-rekan yang memegang makanan langsung seperti koki atau yang membawa makanan ke pelanggan. Terapkan setidaknya sepekan sekali secara berkala untuk melakukan pembersihan dan desinfektan area wisata. "Atau bisa juga rajin membersihkan area termasuk tempat duduk yang telah diduduki oleh pengunjung," ujar dr Alain.