REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengirimkan tim kesehatan ke daerah-daerah yang enggan melakukan pemeriksaan dan tes secara massal terkait dengan penyebaran Covid-19.
"Udah kita tes, kita cek sendiri dari Pemprov Jateng dan ternyata itu ada yang positif," katanya usai memimpin rapat evaluasi penanganan Covid-19 di Jateng di Kantor Gubernur Jateng di Semarang, Senin (3/8).
Dia mengatakan, pemeriksaan dan tes massal itu salah satu cara untuk menurunkan penularan Covid-19 sehingga dirinya selalu meminta bupati/wali kota se-Jateng untuk gencar melakukannya. Kendati demikian, orang nomor satu di Jateng itu menyebut beberapa kepala daerah enggan melakukan pemeriksaan massal karena pertimbangan citra politik.
"Sekali lagi saya ingatkan, jangan takut soal citra. Dan daerah yang sudah mulai menguning atau menuju hijau jangan senang dulu, sekarang penambahan ke merah hampir merata di semua daerah," ujarnya.
Berdasarkan laporan tim ahli penanganan Covid-19, tingkat persebaran virus corona jenis baru itu di Jateng hampir merata, dan angka reproduksi efektif pada minggu ke-31 meningkat dibandingkan dengan minggu sebelumnya.
"Peningkatan ini terjadi terus menerus selama empat minggu terakhir, artinya apa? Ini serius," katanya.
Untuk daerah dengan angka reproduksi efektif di atas satu, bertambah enam menjadi 25 kabupaten/kota sehingga dengan hasil itu, penambahan hampir terjadi di semua daerah.
"Kabupaten Jepara tertinggi dan kami pantau terus, termasuk Solo Raya dan eks-Keresidenan Kedu yang menjadi perhatian kami. Untuk itu, saat ini kami mengoptimalkan koordinator wilayah di enam eks-keresidenan untuk membantu menyelesaikan persoalan-persoalan itu," ujarnya.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyebut ada kepala daerah di Jateng yang enggan melakukan tes massal karena khawatir angka positif Covid-19 di daerahnya membengkak. Ganjar pun meminta semua kepala daerah di Jateng jujur dan tidak takut citra dengan cara terus mengejar jumlah kasus positif Covid-19 agar bisa dilakukan penuntasan.